Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Karma Itu Nyata

5 September 2022   11:48 Diperbarui: 5 September 2022   12:18 964 5
Oleh : Admin dan Member HWC batch 9

"Bisa gak sih kamu diam saja? Gara-gara kamu buka suara Ariana jadi membenciku," bentak Dirga pada Adisti, istrinya.

Adisti hanya diam. Giginya bergemeletuk menahan amarah. Seharusnya dirinyalah yang marah karena perselingkuhan Dirga dengan Ariana, sahabatnya. Namun, keadaan terbalik, justru Dirga yang marah padanya.

"Enak sekali kau memutar balikkan keadaan!" geram Adisti, Ingin rasanya ia menjambak rambut Dirga, hanya saja tindakannya itu urung dilakukan karena Dirga menggunakan rambut palsu, rahasia tergelapnya bisa terbongkar jika Adisti menjambak.

Plak!

Satu tamparan melayang di pipi mulus Adisti. Ini pertama kalinya Dirga melukai fisik sang istri.

"Tega kamu mas! Setelah kau lukai hatiku sekarang kau lukai fisikku," Adisti berlari menuju kamar dan mengemasi baju-baju di lemari.

Pergerakan Adisti tiba-tiba berhenti. Ia ingat kembali misi dengan suaminya. Ia tak bisa menyerah saat ini. Ia menarik napas dalam-dalam kemudian mengeluarkan perlahan, mencoba menata hati dan rencananya kembali. Mana mungkin ia menyerah begitu saja. Tamparan dari suaminya tidak boleh ia jadikan alasan untuk menyerah hingga mengabaikan tujuannya.

"Mau apa kamu? Minggat?" Dirga berdiri di ambang pintu kamar, menatap remeh ke arah istrinya.

Adisti yang pikirannya sudah mulai jernih justru menoleh sambil tersenyum.

"Minggat? Maaf ya, Mas Dirga suamiku tercinta, kamu lupa ini rumah siapa yang punya?" Adisti menatap Dirga sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Dirga mengerutkan dahi, kemudian terkekeh kecil. "Terus apa itu?" Ia menunjuk ke arah lemari yang terbuka dan pakaian yang berceceran.

Adisti menghela napas pelan, kakinya perlahan melangkah mendekat ke arah sang suami. Jemarinya yang lentik beralih membelai lengan dan berpindah ke pipi Dirga. "Aku cuma mau beresin baju kita, Sayang. Apa itu salah atau masalah?" Sudut bibir wanita itu terangkat.

"Tumben sekali kamu," Dirga merasa sedikit aneh. Pasalnya Adisti bukanlah tipe wanita yang gemar mengemasi isi rumah.
 Jangankan membersihkan pakaian dan rumah, membersihkan diri sendiri saja Adisti malas. Itulah salah satu alasan kenapa Dirga memilih Ariana karena Ariana bersih dan cantik.

Dirga memegang dahi Adisti.
"Setan apa yang ada didalam tolong kau keluar," ucap Dirga sok mengusir setan.

Merasa cukup terkejut dengan sikap Dirga, Adisti pun mendorong tubuh pria di hadapannya hingga terjatuh tepat di atas kasur yang berada di belakang Dirga.

"Memang benar kalau di dalam diri kamu itu ada setan," ucap Dirga bangkit dari kasur, lalu melangkah meninggalkan Istrinya hampir seperti berlari.

Adisti mencoba merenung, meraih ponsel tergeletak di atas meja kamar. Di bukalah aplikasi biru bernama facebook. Adisti mencoba membuat sebait curahan hatinya.

"Tuhan tukar saja suamiku dengan motor Aerox."

Sementara itu, di luar Dirga berlari menuju pos ronda, ingin meminta pertolongan. Ia celingak-celinguk.

"Nyari siapa, Mas?" tanya Paijan ---Ketua RT--- sambil mengudut di bawah pohon akasia.

Melihat siapa yang bertanya, Dirga justru semakin pucat. Sementara Sang Ketua RT menatap Dirga dengan pandangan yang sulit diartikan.

"I-ini Mas Dirga kan? Tapi kok ...." Pak RT tak melanjutkan ucapannya, matanya fokus menatap kepala Dirga yang polos lagi mengkilap tanpa sehelai rambut pun.

Dirga pun tersadar dan menyentuh kepalanya. Netra pria itu melebar. "A-a-apa!?" Ia memandang ke seluruh penjuru, untungnya tak terlalu ramai. Dirga pun menendang perut ketua RT dan berlari secepat mungkin.

Pak RT hanya bisa menahan sakit pada perutnya. Sementara Dirga, saking sibuknya berlari sampai-sampai tidak sadar bahwa celananya perlahan melorot.

"Tuyul! Ada Tuyul!" teriak bapak-bapak komplek yang sedang ronda.

Wajah Dirga seketika pucat, kenapa hidupnya jadi semenderita ini.

"Aku bukan tuyul! Tapi babi ngepet!" teriak Dirga berlari dengan tenaga turbo.

Dirga yang tidak lagi fokus memperhatikan jalan di depan pun harus mengalami nasib buruk. Ia tersandung polisi tidur dan membuatnya terjatuh. ia berdiri seraya membenarkan celananya, menoleh ke belakang dengan mengambil ancang-ancang untuk berlari. Namun, sayangnya Bapak-bapak komplek itu sudah mendekat.

"Woi, Tuyul." Seseorang menarik kasar tangan Dirga hampir terjatuh lagi.

Dirga merengek kesakitan sambil memikirkan mungkin ini karma karena telah berani menyelingkuhi istri sah nya, akhirnya Dirga memutuskan untuk kembali ke rumah dengan tangisan yang tersedu-sedu.

Ia menghentikan motor Aerox. Rupanya itu Ojol  yang melintas. Sambil mengusap kepala pelontosnya, Dirga memikirkan kembali hubungannya dengan Adisti dan Ariana.

***

Di tempat yang berbeda, Adisti segera mengemas semua berkas penting miliknya dan Dirga ke dalam tas. Ia harus segera mengamankan semuanya sebelum Dirga dan Ariana menemukan berkas itu.

"Awas saja kamu, Mas. Sakit hatiku ini harus dibalas. Aku tidak terima pernikahan ini kau nodai!" Adisti bermonolog.

"Tapi kalau dipikir-pikir yang rugi bukannya aku tapi Mas Dirga, kok aku yang ketar-ketir?" Adisti  terus berbicara sendiri.

Dia hampir melupakan kalau semua aset yang ada adalah miliknya, sedangkan Dirga suaminya hanya datang dengan tangan kosong ke rumah itu.

"Astagfirullah! Kau tuyul dari mana!" kaget Adisti saat Dirga memasuki kamar.

"Sayang ini aku Suamimu," ucap Dirga. Adisti menaikan sebelah alisnya tak mengenali sang suami.

"Tak sudi ku berteman sama tuyul comberan,mendingan kau pulang ke majikanmu saja." nyanyi Adisti.

Dirga menghela nafas. Sungguh ia merasa sangat lelah. Sudah cukup kejadian konyol yang menimpa dirinya secara bertubi-tubi.

"Ini semua ulahmu!" geram Dirga, pasalnya karena ulah Adisti beberapa menit yang lalu membuat rambut palsunya hilang.

"Itu karma, karena kamu sudah selingkuh." Adisti pergi dengan menenteng tasnya. Dirga menghempas tubuhnya di kasur, rasanya sangat lelah ujian malam ini.

Tidak lama kemudian Dirga langsung beranjak dari kasur, karena dengan spontan memikirkan kemana perginya Adisti, tidak biasanya dia pergi membawa tas.

"Istriku, kau mau kemana!?" teriak Dirga sambil menatap sang istri dari belakang.

Adisti menghela napas. Panggilan Dirga mau tidak mau memaksa tubuhnya berhenti. Perlahan ia membalikkan badan, ditatapnya wajah sang suami yang terlihat pucat. Entah apa yang terjadi padanya selama keluar tadi, Adisti tidak mau memikirkannya. Ia berusaha untuk tidak peduli lagi.

"Aku pergi sebentar, ada urusan," jawab Adisti singkat.

"Kamu mau pergi atau mau cerai?" tanya Dirga tepat sasaran.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun