Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Islam dan Otoritas Keagamaan (bagian 1)

23 Januari 2015   09:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:33 605 1
Perebutan otoritas merupakan sebuah tema yang memiliki sejarah jauh kebelakang bahkan jauh sebelum Adam diturunkan ke bumi. Disaat Allah hendak menciptakan manusia, pertanyaan dari barisan para malaikat yg muncul saat itu adalah apa yang menjadi pertimbangan dibalik menciptakan manusia. Pembangkangan Iblis untuk sujud pada Adam merupakan pembangkangan terhadap otoritas keagamaan. Quran kemudian menceritakan bagaimana Adam terjatuh dalam jebakan Iblis dengan memakan buah dari pohon keabadian. Sebagai mahluk surgawi Adam tidak memiliki sensor epistemologis untuk menghindari rayuan tersebut.

Ketika diturunkan ke dunia, seiring dengan bertambahnya keturunan Adam, lahirlah bentuk otoritas berikutnya, yakni sebuah bentuk otoritas dalam bermasyarakat. Berbeda dengan otoritas keagamaan yang ditunjuk langsung oleh Tuhan, jenis otoritas masyarakat merupakan pengakuan masyarakat terhadap sebuah kekuasaan, yang kemudian disebut otoritas politik. Sejarah para nabi nabi bani israil, merupakan bahan klasik untuk melihat hubungan antara kedua otoritas tersebut. Ketika Yusuf menjadi penasehat Firaun, agama muncul sebagai variabel yang melengkapi politik. Ketika Musa berhadapan dengan Firaun, agama berhadapan dengan politik. Dan ketika jaman Sulaiman, terjadilah peleburan antara otoritas keagamaan dengan otoritas politik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun