Ketika diturunkan ke dunia, seiring dengan bertambahnya keturunan Adam, lahirlah bentuk otoritas berikutnya, yakni sebuah bentuk otoritas dalam bermasyarakat. Berbeda dengan otoritas keagamaan yang ditunjuk langsung oleh Tuhan, jenis otoritas masyarakat merupakan pengakuan masyarakat terhadap sebuah kekuasaan, yang kemudian disebut otoritas politik. Sejarah para nabi nabi bani israil, merupakan bahan klasik untuk melihat hubungan antara kedua otoritas tersebut. Ketika Yusuf menjadi penasehat Firaun, agama muncul sebagai variabel yang melengkapi politik. Ketika Musa berhadapan dengan Firaun, agama berhadapan dengan politik. Dan ketika jaman Sulaiman, terjadilah peleburan antara otoritas keagamaan dengan otoritas politik.