Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Saat Ibu Menyusui “Menggugat” Molto

13 Desember 2013   06:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:59 2817 25

Siang kemarin sekilas saya membaca sebuah thread di grup FB AIMI yang memrotes keras artikel menyusui yang diposting di website Molto. Penasaran dengan apa yang terjadi, malamnya saya telusuri thread tersebut dan googling sana sini. O o….ternyata ada dua artikel misleading yang menuai kecaman dan memicu amarah komunitas peduli ASI dan pro ASI seperti dirangkum di tulisan ini.

Artikel pertama berjudul Menyusui Ternyata Juga Merugikan, Kenapa Ya? yang diposting tanggal 11 Desember 2013. Artikel yang secara garis besar menyoroti empat kerugian untuk busui (ibu menyusui) ini terang saja langsung mendapat protes keras. Bahkan blog Catatan Ayah ASI membuat catatan sindiran dengan judul serupa, yang memuat bantahan tentang hal-hal yang dianggap merugikan tersebut. Begitu mendapat reaksi keras (sampai ada ajakan melakukan pemboikotan penggunaan produk Molto), dan sempat pula mendapat teguran dari chairwoman AIMI, Mia Sutanto, pihak Molto sempat melayangkan permohonan maaf di twitter via @BuMolto. Sayangnya, meskipun sudah menuliskan permohonan maafnya, Molto menciptakan blundernya sendiri karena kembali “melukai” busui pekerja yang peduli ASI dengan memunculkan artikel kedua, Jangan Paksakan Diri Anda!.

Di artikel kedua, pihak Molto menyoroti tentang working mom yang seringkali dilanda dilema saat harus kembali bekerja usai melahirkan. Alih-alih menyarankan manajemen ASIP (ASI perahan) sebagai solusi untuk busui pekerja, justru yang tertulis adalah pemberian susu formula kala busui harus meninggalkan sang anak untuk bekerja. Artikel ini pun kembali menuai protes, bahkan sekjen AIMI menuliskan tulisan protes sekaligus menyerukan ajakan untuk tetap semangat ngASI kepada para busui pekerja di blognya. Dua artikel dari pihak Molto tersebut saat ini sudah tidak bisa diakses lagi, dan bahkan situs molto.co.id dalam status under maintenance.

Saya paham, bahkan sangat paham mengapa tulisan dari pihak Molto ditentang habis-habisan. Apa yang ditulis pihak Molto sungguh bertentangan dengan pemerintah yang bahan sudah membuat UU tentang ASI. Bukankah seruan pentingnya ASI eksklusifpun mulai gencar disebarluaskan melalui iklan layanan masyarakat? Sungguh ironi, bila kemudian ada artikel yang justru menyorot soal repotnya menyusui! Busui yang terkendala memberikan ASI pada anaknya bukan karena faktor medis, tapi karena kurangnya edukASI dan dihampiri rasa malas tentu akan mudah terprovokasi dan mengamini hal tersebut. Padahal, andai mereka tahu dahsyatnya menjadi ibu menyusui…..wooowwww! It’s a wonderful moment!

Beberapa waktu lalu, acara Hitam Putih membahas tentang ASI dan ASIP dengan menampilkan bintang tamu Denada, pihak AIMI (Ibu Mia Sutanto), dan Maya, seorang busui yang menjadi donator ASIP untuk 25 bayi. Saya sempat menyatakan kekaguman saya pada Denada dan Maya yang mampu konsisten memerah ASI untuk buah hati. Sampai saya dibuat berdecak kagum dengan stok ASIP mereka yang bejibun banyaknya. Ini Denada, lho! Artis yang saya yakin mampu membeli sufor termahal sekalipun untuk anaknya, tapi memilih “merepotkan” diri memerah ASI disela kesibukannya yang pasti sangat padat.

Sungguh, saya tahu betul bagaimana “perjuangan” memerah ASI bagi busui pekerja. Tidak mudah, lho, dan butuh support dari berbagai pihak! Ya, saya merasakannya, meskipun pada akhirnya saya tak sekonsisten mereka. Dari 4 anak saya, hanya 2 diantaranya yang benar-benar mendapatkan ASI eksklusif hingga 6 bulan melalui manajemen ASIP. Sayangnya, manajemen ASIP saya buruk (karena berbagai kendala yang sebenarnya tak perlu dijadikan alasan) dengan metode “kejar tayang” yang membuat saya keteteran sendiri pada akhirnya. So, angkat topi untuk para busui pekerja yang terus konsisten menyediakan ASIP untuk buah hati, tidak hanya sampai usia buah hati 6 bulan tapi lebih.

Ya, mungkin si penulis dari pihak Molto sebelumnya kudet soal pemberian ASIP, seperti saya dulu saat menyusui si sulung. Semoga memang karena begitu, dan bukan bermaksud menjadi “provokator” atau beking salah satu brand sufor. Jangan sampai ada artikel-artikel menyesatkan berikutnya, karena bila terjadi lagi, pemboikotan penggunaan produk Molto bisa saja terjadi dan citra Molto sebagai brand pelembut pakaian bisa terpuruk jatuh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun