Kedudukan Bambang Soelarto dalam dunia sastra Indonesia dianggap cukup penting oleh H. B. Jassin dan A. Teeuw dengan kemunculan drama berjudul "Domba-domba Revolusi". Kelompok Lekra mempersoalkan dan menilai "Domba-domba Revolusi" menyindir pemerintah dengan banyaknya kritik yang dilontarkan terhadap penguasa. Naskah "Domba-domba Revolusi" pertama kali dimuat oleh majalah Sastra pada tahun 1962.