Lampu sorot panggung menjilat
tubuh kursi kayu tempat
sang bintang
Hempaskan pantat bahenolnya
seraya tubuh semampai
meliuk di sela
Perasaan nan amat teraduk
di bawah pijar cahaya
lampu meredup
Laksana mata sepi teramat sayup
buat rindu kian kuyup
di antara degup
Jantung sunyi pun dirasa gugup
tak henti-hentinya bertalu
tutupi sehelai rikuh
Dan batang mic berdiri mematung
di sekeping asa terpasung
menganyam linglung
Popularitas dalam dekap glamour
hanya tinggal cerita usang
sebuah kisah klasik
Di gaung yang tak lagi riuh meraung
dan menelan mentah-mentah
murung dalam rundung
Di bawah lampu sorot panggung
kesepian kerap mengental
di rindu membuntal
Sepi leluasa menaiki punggung waktu
merayap menjalari nurani dan
tak kunjung angkat kaki
H 3 R 4
Jakarta, 01/07/2022