Sang penari dengan rok lebarnya menari
dengan gerakan berputar-putar
melawan arah jarum jam
Sembari kedua lengan membuka dan
terentang tengadah menghadap
ke arah wajah langit
Layaknya bumi berputar pada porosnya
hingga terciptanya siang malam
sebagai satu ketetapan
Penari terus berputar bak gangsing
fokus di satu titik tak sedikit
bola mata mendelik
Berputar dan terus berputar seraya
mengosongkan pikiran dengan
gerakan yang konstan
Sambil mengatur irama pernafasan
hingga tak sedikitpun rasakan
kepala berdenyut pening
Layaknya tubuh kapal nan limbung
dihantam keras gelombang
datang menerjang
Sang penari masih menari dilatari
syair-syair milik Rumi serasa
khidmat diiringi bebunyi
Bait-bait suci meresap ke dalam
relung hati dan arteri laksana
sebuah alunan simfoni
Persembahan sakral pada sang pecipta
puncak tertinggi dari cinta hanya
pada Yang Maha Cinta
Sang penari dalam tarian jiwa seolah
semuanya serba tenang dalam
kidung jiwa selaras harmoni
Menatap rok-rok terkembang laksana
bunga-bunga merekah di taman
merupa sebuah keindahan
Sang penari dalam balutan busana
putih bersih ibarat sehelai
kain kafan guna
Mengingat MATI
Tarian Sufi
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 22/08/2021