Kusobek lembar demi lembar
tanggalan dalam Almanak harian
yang menempel di tembok kamar
Tak terasa telah 361 lembar
aku sobek,kuremas dan kulemparkannya
ke dalam keranjang sampah
Yang terletak dipojokkan
samping jendela tak jauh
dari meja kerja
Maka meluncur dan mendaratlah
kertas-kertas lecek bekas
diremas tapak lengan
Hingga isinya meluber keluar
terserak di lantai bergumpal
lembar - lembar ringkih
Hanya tinggal beberapa lembar lagi
kusobek tanggalan di Almanak
dengan angka tertera berwarna hijau
Aku pun sudah mempersiapkan
Almanak baru yang kusimpannya
di dalam laci meja kerjaku
Hingga pada saatnya nanti
pabila tahun berganti awal Januari
seperti biasa aku menempelkannya lagi
Seperti ditempat semula sebab
disanalah kupantek paku beton
guna kugantung Almanakku
Selalu saja kusobek lembaran
dalam Almanak setiap hari berganti
dan tanggalan berubah angkanya
Dari angka awalan terkecil lagi sendiri
seperti batang sapu lidi hingga
angka terbesar ada gandengannya
Aku menatap bisu Almanakku
yang lembarannya tinggal menipis
dan hanya beberapa helai lagi
Seraya duduk terpaku betapa waktu
amat cepat berlalu dan aku
belum bisa juga menghadiahkan Cucu
Kuhela nafasku dalam-dalam
dan kutarik selimut tebalku
kupejam mata ini berharap lekas terlelap
Dan bermimpi perihal keindahan
yang luar biasa melihat "Elang"
bermain dengan Oma dan Opa nya
***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 27 Desember 2020 | 23:26