Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Laju di Atas Roda

25 Mei 2020   14:52 Diperbarui: 25 Mei 2020   14:43 118 26
Siang hari yang teramat terik
ia tetap laju di atas roda
membelah aspal yang keras
menepis hawa panas Pelabuhan Merak
menyeka bulir keringat dengan handuk
yang senantiasa tergantung di leher
wajah menghitam tersaput debu jalanan
terbakar panas yang mengelupaskan kulit
jenuh serta suntuk berada di atas truck
telah menjadi makanan sehari-hari
namun lacur apa terjadi
inilah Realita hidup yang mesti dijalani
hari-hari yang keras
ikut mengeraskan jiwanya sekeras batu
raga yang serasa kian soak
diterpa deru angin Selat Sunda
rasa lapar seringkali diabaikan
membuat perutnya teramat nyeri
terkadang jengkel berbaur rasa geram
tatkala melihat antrian panjang
lagi menyemut bak senut beriring
berjejal kesal memenuhi rongga dada
hingga naik ke ubun-ubun kepala
ingin teriak sekeras-kerasnya
menumpahkan amarah yang ada
namun percuma sebab suara
tertelan riuh mengaduh suara mesin-mesin
derit peluit menyentak
membuat pengemudi lainnya segera bergegas
guna menyebrangi Kapal Ferry
membawanya kian menjauh
dari keluarga tercinta dirumah
ia hentikan laju kendaraanya
hanya untuk singgah sebentar
di kedai kopi pinggir jalan
seiring sandarkan lelah raga
meski hanya untuk sesaat
sebab masih teramatlah panjang
perjalan yang harus di tempuh
melintasi bentangan jarak
yang teramat jauh
berkawan jerit klakson yang menggema
berakar rindu pada keluarga dirumah
"Habiskan dahulu Kopimu Bang,...
baru kau lanjutkan perjalananmu...!"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun