Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kereta Api yang [Semakin] Lambat!

7 Desember 2010   09:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:56 307 0
Oleh : henry ryu
Gerimis Hujan di Batavia (7/12)
“Dari deretan kursi di stasiun itu, terlihat raut wajah kecewa beberapa penumpang kereta, keterlambatan pemberangkatan kereta itulah sebabnya, dan pada saat kedatangannya ditempat tujuan pun waktunya tidak terkira, melebihi batas”

Kereta api merupakan moda transportasi yang terbilang cukup terjangkau bagi seluruh masyarakat. Ini yang membuat masyarakat dari semua kelas masih mengandalkan kereta untuk berpergian ke segala tujuan, ada yang pergi ke kantor, ke kampus, sekolah, tempat perbelanjaan, tempat wisata dan lainnya. Mereka bisa sampai pada tujuan mendekati tepat waktu, mesti sering juga terlambat. Jika dibandingkan dengan bis, kereta dibilang lebih akurat dalam hal kecepatan dan ketepatan untuk sampai pada pemberhentian. Hanya saja, beberapa bulan lalu, kenaikan tarif kereta api hingga 10 persen cukup membuat konsumen kereta api sedikit cemas. Kenaikan ini dengan dalih untuk menutupi segala kekurangan yang selama ini dialami oleh jawatan kereta. Dengan alasan seperti itu, lalu mereka mengambil langkah yang tidak populer dengan mengorbankan kesetiaan konsumennya. Masih ingat dengan hukum ekonomi, bahwa bila harga naik maka permintaan akan turun. Harusnya hukum ekonomi ini yang harus di pertimbangkan sebelum mengambil kebijakan itu. Karena jelas-jelas ini akan berdampak pada penurunan konsumen setia pengguna kereta. Dan pada akhirnya perlahan tapi pasti mereka akan pergi jauh meninggalkan kereta api.

Namun apa boleh buat semua sudah terjadi, kini yang perlu menjadi koreksi adalah apakah dari kenaikan tarif itu diikuti juga oleh kenaikan kualitas lainnya?. Mari kita lihat fakta di lapangan akhir-akhir ini. Ditemukan beberapa fakta di lapangan yang keadaannya sungguh tidak masuk akal, yaitu mengenai kebijakan dari jawatan kereta api dengan mengurangi kecepatan laju kereta apinya. Informasi ini saya dapatkan dari media cetak nasional beberapa minggu lalu (bulan November 2010). Kecepatan kereta api yang semula 100 km/jam melambat menjadi 90 km/jam bahkah lebih lambat lagi. Wow fantastis? Kondisi perlambatan kecepatan laju ini berlaku untuk semua kelas kereta (kelas eksekutif, bisnis dan ekonomi). Dengan demikian perlambatan kecepatan kereta ini berdampak pada semakin molornya kereta untuk sampai pada tujuannya. Untuk kereta api kelas eksekutif yang berangkat dari Solo menuju Jakarta, biasanya hanya ditempuh 8-9 jam. Maka waktu tempuh kereta api bisa lebih lama lagi bisa 10 jam atau lebih. Belum lagi ditambah dengan kendala teknis lainnya, seperti sinyal komunikasi yang tidak berfungsi. Entah harus berapa lama lagi kita menghabiskan waktu perjalanan di gerbong kereta yang makin lambat.

“masih ingat dengan hukum ekonomi, bahwa bila harga naik maka permintaan akan turun. Harusnya hukum ekonomi ini yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil kebijakan itu.”

Mendengar beberapa informasi di tempointeraktif.com, Minggu (5/11) bahwa China kini memiliki kereta api listrik dengan kecepatan hingga 486 km/jam. Kemajuan negara itu sungguh membuat iri, karena mereka memiliki moda transportasi yang sangat cepat. Kecepatan kereta listrik itu telah mampu memecah rekor tercepatnya. Namun, hasil yang sungguh membuat orang terkagum-kagum,ternyata masih dianggap pemerintah setempat kurang memuaskan. Hal ini karena pemerintah setempat telah menargetkan bahwa kereta itu akan dibuat lebih cepat lagi hingga menembus kecepatan > 500 km/jam. Wow, ini baru fantastis yang sebenarnya. Kecepatan itu jika untuk jarak Solo – Jakarta yang berkisar 1.000an km bisa ditempuh hanya 3-4 jam saja, Mantab euy. Mungkinkah itu terjadi di Indonesia?. Jika terjadi di Indonesia pasti semua orang akan berbondong-bondong menjajal kereta itu. Dan pastinya untuk budaya mudik pulang kampung orang akan lebih memilih kereta api sehingga tidak ada kemacetan di jalan-jalan raya. Yah, itulah deretan gerbong kemajuan dari negara yang memiliki seorang pimpinan yang bervisi cemerlang (tanggap, tangguh, dan tanggon), dengan membuat perubahan yang signifikan untuk kemajuan bangsanya yang dimulai dari kereta api cepatnya.

China dengan kereta listrik super cepat, begitu juga dengan Jepang dengan “Shinkansen”nya, Inggris dengan “Mercury”nya boleh berbangga dengan kereta yang benar-benar cepat. Keadaan ini tentunya bisa menjadi sebuah visi bagi pemerintah Indonesia dalam menyediakan moda transportasi yang cepat. Bukan malah sebaliknya (Me-Lambat). Kondisi yang sebaliknya inilah yang saya alami Kamis, (2/12) dengan pemberangkatan dari stasiun Solo Balapan dan merapat di Stasiun gambir. Saat itu, saya naik kereta, karena selama ini waktunya bisa ditaksir sebelumnya. Yang terjadi adalah keberangkatan yang mulai melambat, begitu pula kedatangan di gambir yang tentunya lambat juga. Biasanya kereta itu tiba di Jakarta jam 5 – 6 pagi. Namun waktu itu, kereta tiba di Jakarta hampir jam 9 pagi. Sebenarnya pagi itu jam 10 telah ada janji dengan salah satu perusahaan media. Tapi untuk sampai disana pasti akan datang telat, karena butuh waktu 1 jam lebih baru bisa sampai. Dan batalah semua rencana itu (maafkan saya bu). Padahal ingin sekali saya datang kesana. Hal ini juga dialami oleh adik saya yang datang ke Solo dengan naik kereta. Kereta tiba di stasiun Balapan sampai jam 8 pagi. Ternyata pengurangan kecepatan kereta itu benar-benar sudah terjadi. Waktu tempuh yang semula lebih cepat menjadi lambat dan terus melambat. Haruskah ini terus terjadi?mau sampai kapan?. Tirulah negara lain yang telah memiliki kereta yang semakin cepat, bukan malah melambat!.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun