Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Kesan tak Terlupakan Bersama Garuda

30 Juni 2013   21:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:12 220 0
Saya lumayan sering pergi ke beberapa daerah di Indonesia, untuk menjalankan tugas. Sebagai seorang wartawan, saya sering diundang acara atau pergi mendapatkan hadiah, karena prestasi menulis yang berhasil saya raih.

Sebelumnya saya belum pernah naik Garuda, karena pengundang lebih senang membelikan tiket pesawat murah. Namun saat kantor menugaskan saya meliput acara Bank Indonesia di Jakarta, barulah saya berkesempatan naik Garuda pulang pergi.

Kesan saya terkait masalah waktu, Garuda sangat on-time. Saat masuk ke pesawat, saya rsakan keramahan para pramugara dan pramugarinya.

Beranjak ke tempat duduk, saya bisa bernafas lega, karena lapang dan menyamankan. Apalagi ditemani earphone yang memungkinkan saya bisa menikmati musik dan sajian lain yang disuguhkan Garuda selama dalam perjalanan.

Sajian permen juga makin melegakan saya yang kerap lupa membelinya kala bepergian. Permen bagi saya sebagai anti mabuk perjalanan. Jika mulut ada yang dikunyah, mabuk bisa saya hindari. Beruntung sekali saya naik Garuda, karena hari itu lupa beli permen.

Kesan mendalam yang saya dapatkan, saat take off. Jujur saya sering cemas saat pesawat mau take off. Selalu ada rasa takut pesawat tidak sukses mengudara.

Namun dengan Garuda rasa itu hilang, karena semuanya dilakukan secara halus tak mendebarkan. Tampak sekali jika pilotnya telah berpengalaman.

Beberapa menit di atas udara, pramugari menyuguhkan makanan. Padahal permen yang dibagikan sebelum take off masih ada di mulut.

Buru-buru saya kunyah permennya dan mulai beranjak menikmati makanan sesudahnya. Sebagai orang Minang, Garuda tampaknya pinter sekali dengan selera. Makanannya pas di lidah saya, dengan racikan bumbu Minang yang sudah akrab di selera.

Saya sempat tertidur, ketika pesawat mengudara lebih tinggi. Saya tak bisa lagi memandang keluar pesawat, sehingga saya pilih memejamkan mata.

Saya terbangun saat suara pramugari di pengeras suara meminta penumpang mengembalikan sandaran kursi dan melipat meja. Saat mendarat di Bandara Soekarno Hatta sudah dekat.

Waktu itu penumpang di sebelah saya terdengar berargumen dengan temannya, terkait status earphone yang ia pegang. Ia merasa itu earphone penumpang yang ketinggalan, ia ingin memilikinya.

Walau sudah dilarang, orang itu tetap mengambilnya. Saya hanya bisa terdiam, karena ia keras kepala.

Akhirnya waktu landing pun tiba. Saya kembali ke hinggapi rasa cemas. Soalnya di pesawat lain, waktu landing sangat terasa kasar. Saya berdoa, semoga Garuda tidak seperti itu.

Saya bisa bernafas lega, karena Garuda sukses mendarat dengan benturan halus di aspal bandara. Wahhh... leganya minta ampun, karena saya telah berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta.

Saya berharap penerbangan itu menjadi penerbangan pembuka saya dengan Garuda. Alhamdulillah doa itu terkabul. Karena beberapa undangan berikutnya, Garuda lebih banyak digunakan oleh pengundang. Alhamdulillah...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun