Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Masihkah Kita Loyal Terhadap Perang?

18 Juli 2011   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 477 3

Nah, setelah perang pun tugas belumlah selesai.Tentara sekutu sudah menang. Eropa, Afrika, dan Asia sudah dibebaskan. Tapi sudah selesaikah dan semuanya beres? Ternyata belum. Winston Churchill berkata, “Tugas membebaskan Eropa telah selesai, namun tugas membangun kembali Eropa baru mulai! Dan tugas kedua ini tidak kalah penting!”

Lihatlah betapa sibuknya negara-negara pemenang perang beserta para sekutunya mengambil sebuah inisitiaf dalam merencanakan upaya pemulihan ekonomi. Salah satunya adalah melalui pembangunan secara fisik maupun non fisik. Penekanan utama mereka adalah pembangunan perekonomian dunia. Setelah dialog sana sini maka lalu muncullah ide untuk membuat suatu konferensi yang kemudian dinamai konferensi Bretton Woods. Apa tujuannya? Tujuan utama dari konferensi ini adalah untuk memberikan sebuah gagasan terhadap mekanisme penbangunan perekonomian berdasarkan pada prinsip kapitalisme, yang didasari atas “pemikiran” John Maynard Keynes dengan gagasan melaksanakan suatu perdagangan internasional. Itulah juga cikal-bakal lahirnya IMF dan IBRD

Prang memang memusnahkan dan selalu menjadi musuh peradaban. Ketika perang sedang berlangsung banyak yang menjadi korban. Nyawa manusia, termasuk anak-anak dan perempuan. Setelah perang selesai pun tetap banyak yang harus dikorbankan. Biaya pemulihan dan pembangunan kembali. Baik fisik maupun non fisik. Baik Infrastruktur maupun system perekonomian, perdagangan dan sosialnya.

Oleh karena itu perang bukan jawaban satu-satunya. Kalau bisa dengan dialog kenapa harus perang?

United Nations atau PBB bahkan punya tekad dan tujuan mulia untuk suatu saat nanti tidak akan ada perang lagi, sampai-sampai ada kutipan pada bronze statue di depan markas besar mereka di New York yang bertuliskan ajakan dan harapan perdamaian dunia.“They will hammer their swords into plowshares and their spears into pruning hooks; Nation will no longer fight against nation, nor train for war anymore”. Artinya, “mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; Bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang”.

Intinya, kelihatannya PBB berkeinginan keras, dan berkeyakinan untuk supaya tidak akan ada lagi peperangan. Harusnya sejata-sejata perang yang mengakibatkan kekerasaan itu diubah menjadi mata bajak demi kemaslahatan umat manusia. PBB harusnya juga membenci perang. Dan dalam tataran tersebut, menolak perang, bukan sebaliknya! Tapi sampai kapan harapan dan keyakinan itu akan terwujud? PBB mungkin iya, tapi Amerika?

Mudah-mudahan suatu saat nanti isi lagu Heal The Worldnya Michael Jackson menjadi kenyataan:

Create a world with no fear

Together we’ll cry happy tears

See the nations turn

Their swords into plowsharesHeal The Worldoleh Michael Jackson dinyanyikan dan dipopulerkan tahun 1991.

Artinya, “Ciptakan dunia tanpa rasa takut

Bersama kita akan meneteskan air mata bahagia

Melihat bangsa-bangsa mengubah

Pedang-pedang mereka menjadi mata bajak.”

Lalu simak syair lagunya — Les Miserables:

They will live again in freedom

In the garden of the Lord.

They will walk behind the ploughshare,

They will put away the sword.

The chain will be broken

And all men will have their reward.

Artinya, “Mereka akan hidup lagi dalam kebebasan,

Di dalam tamannya Tuhan,

Mereka akan menggunakan alat-alat bajak,

Mereka akan membuang pedang,

Belenggu akan hancur,

Dan semua orang akan memperoleh upahnya.

Akankah?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun