Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Menyoal Eksistensi Saudagar Bugis Makassar (3)

21 September 2010   05:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05 287 0
[caption id="attachment_264101" align="alignleft" width="211" caption="Kalla Tower, Makassar-Sulsel"][/caption]

13 Rekomendasi PSBM XII

PSBM kali ini melahirkan 13 rekomendasi, namun kelihatannya sejak PSBM diselenggarakan (beberapa kali penulis sempat menghadiri PSBM), belum menunjukkan hasil signifikan terhadap pembangunan masyarakat secara makro, terkhusus dalam penciptaan lapangan pekerjaan (usaha baru) yang bisa dinikmati masyarakat di wilayahnya, juga terlebih tidak mampu mengantisipasi arus urbanisasi, baik ke kota-kota besar di Indonesia maupun terbanyak ke negeri tetangga Malaysia (banyak warga bugis Sulsel yang hijrah ke negeri jiran itu) karena ketidaksediaan lapangan kerja didaerahnya.

Arus urbanisasi ini, sesungguhnya perlu mendapat perhatian serius oleh para tokoh atau saudagar bugis baik local maupun warga Sulsel diperantauan dan terkhusus pemerintah Sulawesi Selatan (termasuk provinsi di seluruh Indonesia), ini merupakan PR besar kita bersama.

Tidak dipungkiri, memang sudah ada beberapa saudagar yang kembali buka usaha di kampungnya, namun ini bukan semata pengaruh PSBM, tapi ada juga karena sudah tidak mampu bersaing dirantau, jadi mereka mudik usaha di kampung hanya “copy paste” usahanya yang dirantau atau system produk to produk atau bisnis person to person, tidak ada inovasi untuk menciptakan industry (usaha baru) untuk pembukaan lapangan kerja, paling mereka menarik tenaga kerja secara kekeluargaan.

Namun ada juga saudagar di rantau pulang kampung, tapi hanya menambah deretan “tengkulak”, sebut misalnya, menunjuk perwakilan di Kab/Kota di Sulsel untuk membeli beras atau gabah petani atau komoditas pangan lainnya (Jagung, Kedele), lalu diantarpulaukan komoditi tersebut ke domisilinya di rantau. Satu sisi benarlah itu, karena ada atau tercipta pasar baru, tapi itu lebih merupakan saudagar “tengkulak” yang tradisional banget (pakkampong laddemani dita kasi). Tidak semestinya atau percuma dikategorikan saudagar yang mengikuti PSBM.

Keinginan masyarakat dengan adanya PSBM ini adalah, adopsi ilmu di rantau dengan terapkan pengalaman dan modal para saudagar itu untuk menciptakan sebuah peluang usaha atau lapangan kerja di daerah asal dengan difasilitasi PSBM dan KKSS serta pemda setempat dengan buat konsep (grand design) agribisnis atau agroindustri atau sinergikan konsep PSBM dengan Kab/Kota tujuan atau daerah asal saudagar, setidaknya dibantu oleh pihak perbankan, khususnya Bank Sulsel dan bank lainnya yang ada di daerah.

Rekomendasi PSBM XII

1.Penanaman ahlak dan budaya sejak dini dengan membangun komunikasi intensif antara orang tua dan sekolah.

2.Pengembangan bakat dan minat peserta didik disertai peraturan akademik yang ketat.

3.Nilai keislaman harus memberi norma dalam etika bisnis komunitas etnik Bugis Makassar.

4.Bahasa daerah menjadi kurikulum wajib pendidikan.

5.Perlu sosialisasi hasil PSBM dan media bersama stakeholder.

6.Mewujudkan konsep kearifan local.

7.KIMA perlu mempertahankan lahan mengantisipasi penjualan investasi.

8.Bank Sulsel siap memfasilitasi investor ke Sulsel.

9.Perbaikan system transportasi.

10.Kadin harus dekat dengan masyarakat.

11.Kadin siap memberi fasilitas dan kemudahan tanpa dipungut biaya.

12.Kadin dan BP KKSS mencari jalan keluar investasi membangun Sulsel.

13.Bank Sulsel pilihan utama menyimpan uang.

Postingan ini terhubung dengan:

Menyoal Eksistensi Saudagar Bugis Makassar (1)

Menyoal Eksistensi Saudagar Bugis Makassar (2)

Menyoal Eksistensi Saudagar Bugis Makassar (4)

Menyoal Eksistensi Saudagar Bugis Makassar (5)

asrulhoeseinbrother, GIH Foundation

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun