Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Penyidik Novel dan Pepatah Bus

8 Oktober 2012   15:43 Diperbarui: 15 Februari 2018   14:10 504 1
Robert Klitgaard dalam buku "Membasmi Korupsi" menceritakan panjang lebar kisah sukses pemberantasan korupsi di Hongkong. Pulau bekas koloni Inggris itu pada rentang waktu tahun 1960an hingga awal 1970an digambarkan sebagai wilayah dengan wabah korupsi yang teramat parah. Institusi kepolisian oleh Klitgaard pada era itu digambarkan sebagai lembaga yang melakukan praktek-praktek korup seperti pemerasan, ancaman, menerima suap, terlibat dalam sindikat kejahatan dan semacamnya. Seorang letnan kolonel polisi yang telah dijatuhi hukuman mengakui sendiri bahwa korupsi di kepolisian Hongkong masa itu adalah way of life, sebuah hal yang sangat biasa ibarat rutinitas sehari-hari yakni pergi ke tempat tidur, bangun pagi, dan menggosok gigi. Meskipun kepolisian oleh Klitgaard digambarkan sebagai institusi yang melakukan korupsi secara sistematis di tengah-tengah masyarakat, tidak dipungkiri pula bahwa di institusi kepolisian Hongkong ketika itu juga masih dijumpai segelintir polisi-polisi yang benar-benar jujur. Yang menjadi persoalan, ketika polisi-polisi yang tidak korup tadi ingin benar-benar menegakkan aturan hukum yang ada, mereka terkadang tidak berdaya karena lingkungan di sekitarnya tidak memungkinkannya untuk berbuat yang benar. Sistem karier di kepolisian juga melahirkan perwira-perwira kepolisian berpangkat tinggi yang memegang komando adalah orang-orang yang berani memberi setoran ke atasan sehingga mereka bisa naik pangkat atau sukses dalam karier. Polisi-polisi yang jujur tadi dengan sendirinya tidak bisa mengubah keadaan, bahkan banyak yang kemudian terpaksa ikut arus dan tergabung dalam barisan koruptor. Ungkapan yang biasa dilontarkan oleh polisi-polisi senior yang korup terhadap polisi-polisi muda yang masih jujur di Hongkong kala itu adalah  "pepatah bus", yakni:

  1. "Masuklah dalam bus", artinya kalau anda mau menerima uang hasil korupsi, bergabunglah bersama kami.
  2. "Berlarilah di samping bus", artinya seandainya anda tidak ingin ikut-ikutan korupsi, tidak mengapa, yang penting jangan mengganggu.
  3. "Jangan pernah berdiri di depan bus", artinya kalau anda mencoba melaporkan korupsi, bus akan menabrak anda dan anda akan terluka bahkan mati atau usaha anda akan hancur. "Kami akan menghajar anda, entah bagaimana caranya.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun