Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sigmund Freud dan Isra' Mi'raj

13 Juli 2010   05:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 510 0
Siapa yang tak kenal dengan "Sigi" atau Sigmund Freud, lahir 6 Mei 1896 di Austria, seorang ahli Psikoanalisa yang tulisannya masih digunakan sebagai referensi bagi dunia Psikology. Salah satu statement nya mengatakan bahwa  alam tidur, mimpi adalah alam tak sadar. Seperti yang kita sudah mafhum bahwa peristiwa Isra' Mi'raj adalah peristiwa metafisik, atau ghaib, yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia biasa, artinya tidak ada seorangpun yang dapat melakukannya kecuali dengan "campur tangan Tuhan".

Yang tercantum dalam Qur'an Surat Al Isra' ayat 1, Subhaanalladzii  asraa bi'abdihii lailam minal masjidil haraami ilal masjidil aqshaalladzi baraqna haulahuu linuriiyahu min aayaatinaa, innahuu huwassami'ul bashir, yang artinya :  Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hambanya di malam hari dari masjidil haram (mekah) menuju masjidil Aqsha (Palestina), yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha melihat.

Makna ayat ini menjelaskan bahwa :

1. Muhammad Rasullullah adalah pelaku dalam perjalanan Isra' Mi'raj.

2. Allah SWT adalah yang memperjalankan Muhammad saw.

3. Route perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

4. Yang diberkahi di sekeliling Muhammad.

5. Untuk diperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah.

6.Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Telihat jarak perjalanan 2 tempat yang hanya bisa dilalui dalam kurang lebih 1 bulan dengan mengendarai unta ( terjadi th.620-621M, setahun sebelum peristiwa hijah ke madinah), dan tidak mungkin dalam semalam, seperti yang kita ketahui dari berbagai riwayat. Sebagai manusia adalah mustahil jika terbang menempuh jarak ribuan kilometer hanya menggunakan pakaian jubah kain, menembus awan yang dingin, minus (dibawah nol) derajat celcius, dan kecepatan yang sangat tinggi, tentu pemahaman "diberkahi sekelingnya" ini dapat diartikan sebagai setting perlengkapan perjalanan dan seterusnya, agar bisa dilakukan perjalanan ini. Untuk diperlihatkan sebahagian tanda-tanda kebesaran Allah ; bagi siapa ini ditujukan ' tentu saja bagi Muhammad sang pelaku dan juga tentunya bagi umat muslim. sesungguhnya Allah Maha Mendengar  lagi Maha Melihat.

Kejadian ini menggambarkan  teori psikoanalisa menjawab, bahwa sangat mustahil bahwa seseorang bisa melakukan Isra' Mi'raj seperti yang disampaikan oleh cerita Nabi Muhammad saw. yang dimaksudkan adalah seseorang pasti berbohong jika kita berpegang pada teori Psikoanalisa ini. Maka masyarakat yang tidak percaya bertanya-tanya mengenai fisik masjidil Aqsha ; berapa jendela, pintu dan sebagainya, yang kemudian dijawab dengan benar oleh Rasullullah Muhammad. Terlebih lagi dengan kesaksian bahwa Muhammad saw. telah mi'raj ke Sidratul Muntaha, suatu tempat yang sangat tinggi, bahkan tak ada seorang makhluk pun yang sanggup dan pernah mencapainya. Malaikat Jibril yang menyertai Muhammad saw. pun tidak bisa mencapainya. Banyak pendapat mengatakan bahwa  Muhammad saw. diperjalankan oleh Allah SWT hanya  ruhnya saja, tetapi ada yang percaya ini dilakukan dengan jasadnya juga, tetapi ini tidak penting. Yang terpenting bahwa Muhammad tidak berbohong, dan sekalikali tidak akan pernah berbohong karena beliau bergelar Al Amin (yang dipercaya, sebelum menjadi Nabi oleh masyarakat Qurais). Adalah Abu Bakar Assidiq yang mengatakan "aku percaya dengan apa yang dikatakan Muhammad, lebih daripada itu aku percaya. Maka diberilah Abu Bakar dengan gelar As sidiq (artinya yang membenarkan Muhammad)

Mengapa Teori Psikoanalisa tidak dapat menjelaskan peristiwa Isra' Mi'raj ? Teori psikoanalisa hanya berdasar pada sesuatu yang materi humanis belaka, tidak berdasarkan sama sekali pada spiritual humanism, artinya parameter yang digunakan hanya berkisar pada materi yang melekat pada manusia saja, sedang aspek spritual yang ada pada diri manusia dikesampingkan.

Menurut para ahli fisika (Max Planc, Albert Enstein) kecepatan tertinggi di alam semesta adalah Cahaya, yaitu 300.000 km/detik, iniadalah kurang lebih 5 kali dari kecepatan meteor yang hanya 60.000km/detik. Tidak ada benda lain, pesawat, instrument di alam semesta ini yang bisa melampaui kecepatan cahaya, jika kecepatan ini bisa dilampaui maka akan instrument/oesawat ini bisa membawa manusia ke waktu lampau, ini yang dikenal sebagai ide the Time Tunnel (Lorong Waktu). Artinya Manusia bisa kembali ke waktu lampau bila bisa mengendarai pesawat atau berlari dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya. Peristiwa Isra' Mi'raj ini terjadi dengan kecepatan diatas kecepatan Cahaya. Karena kecepatan Malaikat Jibril sag penyampai wahyu Allah ini mempunyai 600.000 sayap yang membentang dari barat ke timur, dan terbang mencapai langit ke 7, kecuali tempat Sidratul Muntaha yang hanya diperuntukkan bagi Muhammad Rasullullah.

Banyak para ahli Psikology menyebut kecerdasan Emosinal Muhammad saw pada peristiwa Isra' Mi'raj tersebut, meski juga diyakini bahwa ini juga menunjukkan kecerdasan Spritual yang tidak tertandingi oleh makhluk manapun di muka jagad. Tentu saja manusia tidak akan bisa mengalamina tanpa campur tangan Tuhan yang disebut pada ayat tersebut di atas.

Semoga tulisan ini dapat menambah iman kita.

salam

hario

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun