Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Ambisi atau Misi, Anies Baswedan Merapat ke Jokowi?

29 Mei 2014   00:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 1690 16
Bagi seorang Anies Baswedan mungkin keputusan dia merapat ke kapal Jokowi-Jk adalah sebuah deja vu.  De ja vu dengan peristiwa ketika dia mulai melompat dari gerakan sosial melalui Indonesia Mengajar ke ranah politik melalui tawaran konvensi Demokrat.   Pro dan Kontra terjadi.

Biarpun tidak sedahsyat ketika Anies  menerima tawaran Konvensi demokrat, ternyata keputusan peserta konvensi termuda ini menimbukan riak-riak kecil di gerakan Turun Tangan yang adalah kendaraan Anies selama ikut konvensi.  Kritikan dari luar pun ternyata ada.

Ini cukup mengherankan bagi saya.  Ternyata memang untuk menjadi orang tulus tidaklah mudah di negeri ini. Selalu ada tantangan dan di pertanyakan.  Keheranan saya muncul karena memang sejak dari awal, Anies Baswedan memperjuangkan sebuah ide yang menjadi suatu misi. yaitu "Berhenti kutuki kegelapan, dan nyalakan lilin" itu kalimat yang membuat saya tertarik dengan gerakan Indonesia Mengajar.

Kemudian Anies juga mengatakan, "People is the most valuable asset of Indonesia".   Manusia Indonesia itu adalah asetnya. Kedua hal itu yang menggerakkan saya untuk memulai Solo Mengajar.

Ada tiga milestone yang hendak saya bagikan ke pembaca mengapa saya menjadi heran terhadap pro-kontra yang terjadi:

#Deklarasi Solo Mengajar 25 Mei 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun