Biarpun tidak sedahsyat ketika Anies menerima tawaran Konvensi demokrat, ternyata keputusan peserta konvensi termuda ini menimbukan riak-riak kecil di gerakan Turun Tangan yang adalah kendaraan Anies selama ikut konvensi. Kritikan dari luar pun ternyata ada.
Ini cukup mengherankan bagi saya. Ternyata memang untuk menjadi orang tulus tidaklah mudah di negeri ini. Selalu ada tantangan dan di pertanyakan. Keheranan saya muncul karena memang sejak dari awal, Anies Baswedan memperjuangkan sebuah ide yang menjadi suatu misi. yaitu "Berhenti kutuki kegelapan, dan nyalakan lilin" itu kalimat yang membuat saya tertarik dengan gerakan Indonesia Mengajar.
Kemudian Anies juga mengatakan, "People is the most valuable asset of Indonesia". Manusia Indonesia itu adalah asetnya. Kedua hal itu yang menggerakkan saya untuk memulai Solo Mengajar.
Ada tiga milestone yang hendak saya bagikan ke pembaca mengapa saya menjadi heran terhadap pro-kontra yang terjadi:
#Deklarasi Solo Mengajar 25 Mei 2012