Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Mengobati Sakit Gigi dengan Getah Jarak

30 Oktober 2013   17:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:49 14209 10

Belum lama ini, ada seorang pasien yang datang berobat untuk mencabut gigi gerahamnya. Gigi ini memang berlubang besar seperti kawah gunung dan menurut penuturan pasien pada saat sakit akut, gigi ini ditetesi dengan getah jarak yang merupakan obat tradisional di dusunnya. Khasiatnya memang cespleng karena rasa sakit langsung lenyap, meskipun dia juga menyadari efek samping getah jarak ini yaitu mengakibatkan gigi keropos dan rontok berkeping-keping. Karenanya, nasehat dari tetua bila memakai getah jarak untuk pengobatan sakit gigi adalah berhati-hati agar getah ini tidak menetes pada gigi di sebelahnya yang masih utuh.

Getah jarak ini diperoleh dengan memetik daun tanaman perdu jarak pagar (nama latin Jatropha curcas) yang kemudian mengeluarkan getah dari tangkai daun tersebut. Tanaman jarak pagar ini di Malaysia dinamakan dengan ’jarak wolanda’. Waktu zaman pendudukan Jepang di tanah air kita, seluruh penduduk ’diwajibkan’ menanam jarak pagar ini, karena bijinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar (biodiesel) yang murah untuk menjalankan tank dan pesawat mereka. Getah jarak ini dinamakan dengan latex of physic nut dalam bahasa Inggris, memang sudah berabad-abad dipakai sebagai obat herbal. Selain untuk sakit gigi, getah jarak ini dipakai juga untuk sengatan tawon, luka bakar, wasir, lidah yang meradang dan borok.

Dari penelitian medis, memang getah jarak ini diketahui mengandung zat yang bersifat antimikroba yang dapat membunuh bakteri staphylococcus, streptococcus dan Escherechia coli. Namun penelitian yang menjelaskan tentang mekanisme terjadinya pengeroposan gigi sepertinya belum banyak dilakukan. Di samping menggunakan getah jarak, di desa orang juga menggunakan getah daun tanaman widuri untuk mengatasi sakit gigi. Dan seperti getah jarak, getah widuri ini menyebabkan kekeroposan pada email gigi, sehingga diperingatkan untuk tidak mengenai gigi sebelah yang masih utuh.

Saya kadang-kadang terperangah, bagaimana orang menaklukkan rasa sakit gigi. Ada yang pernah melaporkan memakai minyak rem ke dalam lubang gigi (penderita ini profesinya adalah supir truk). Memang sakit gigi ini hilang, tapi giginya juga hancur rontok. Ada pula yang memakai minyak tawon yang dijual di kedai obat dan cukup manjur. Saya teringat tukang obat di pinggir jalan, yang mengiklankan cairan dalam botol sebagai penghilang sakit gigi mujarab. Mungkin ramuannya tak jauh berbeda dari getah jarak, getah widuri, atau minyak tawon tersebut.

Memang dalam kondisi darurat, orang memang cenderung ’nekat’ memakai obat apa saja asalkan rasa sakit yang menyiksa dapat pergi jauh-jauh. Namun tentunya lebih bijak, kalau sebelum gigi tersebut berlubang besar, kita sudah mengunjungi dokter gigi untuk dilakukan penambalan. Mungkin ada yang belum tahu, bahwa gigi geraham tetap sudah mulai tumbuh pada saat kita berusia 6 tahun. Gigi geraham ini acapkali disangka sebagai gigi susu sehingga dibiarkan rusak karena diasumsikan akan tumbuh gigi penggantinya. Asumsi yang salah ini menyebabkan, saya sering sekali mendapatkan gigi geraham ini sudah rusak berat pada remaja usia 15 – 19 tahun.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun