Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Esemka: Kalau Bukan Sekarang, Kapan Lagi?

15 September 2019   13:41 Diperbarui: 15 September 2019   13:46 23 1


Pak Jokowi tahu betul sejak masih jadi walikota Solo.

Bahwa industri mobil dalam negeri adalah jalan menuju negara industri yang diharapkan akan banyak serap tenaga kerja , pasar yang luas ,  meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan tehnologi nya tidak terlalu tinggi amat bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia.

Makanya ,waktu dia dengar anak Esemka Solo ,mampu merakit sendiri mobil sampai bisa jalan , pak Jokowi senang bukan kepalang.

Industri pembuatan mobil dalam negeri ,  seharusnya tiap negara harus punya. Yang di desain , di buat komponen nya dan di rakit sendiri oleh putra bangsa.
Roda ekonomi bisa ikut bergerak. Karena setiap komponen , dibuat oleh pabrik yang berbeda.  Dan itu menyerap tenaga kerja. Dari komponen body mobil , ban , shock breaker , rem , dashboard , kemudi , tangki BBM ,lampu , indikator panel ...dst .

Pak Harto sebenarnya sudah memulai mobil nasional dengan sangat serius  , yaitu proyek Mobil Timor nya waktu tahun 1996 bekerjasama dengan Korea. Cuma karena krisis moneter , proyek itu kandas.
Padahal untuk niat luhur itu , Pak Harto keluarkan Keppres dan Perpres supaya lancar jaya proyek Timor.

Setelah puluhan tahun, Pak Jokowi memulai lagi. Tanpa bantuan kepres .  Tapi tegas mendorong. Bukan sebagai mobnas ,tapi sebagai industri pembuatan mobil dalam negeri yang nanti nya akan di desain , dibuat dan di rakit dalam negeri.

Ini sebuah awal menuju kemajuan . Dan tidak hanya bisa tergantung seorang presiden saja. Tapi seluruh komponen bangsa harus punya visi yang sama.

Lebih baik terlambat memulai ,daripada tidak sama sekali.  Kalau bukan sekarang kapan lagi !

Ayo mahasiswa dan anak Esemka ,  mulai belajar ..kerja ...belajar .
Kerja ....kerja .  Hingga Indonesia jaya !!!

Belajarlah dari kebangkitan negeri China !

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun