Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Makna Senja di Lereng Telomoyo

16 Juni 2010   11:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:30 165 0

Kalong dan kelelawar bergurau riang

Burung hantu bertengger bernyanyi merdu

Pepohonan membisu bersama angin

Embun menetes syahdu di bumi pertiwi

Ku daki lereng Telomoyo malam itu

Bersama keramatnya para dewa

Untuk bertanya pada Tiga Dimensi yang tak kasat mata

Bersama pemandu mungil yang jelita

***

Sebenarnya aku tak percaya

Ada dunia tak kasat mata berdimensi tiga

Semuanya di luar logika

Tapi kadang tersirat dan bermakna

Tapi kadang mengundang tanya

***

Tetes peluh tak kurisaukan

Kepak kalong dan kelelawar mengusik bulu kuduk

Nyanyian burung hantu merdu mengecilkan nyali

Symphoni gesekan daun memberatkan langkah

Pemandu mungil semakin mungil

Tertepa pancar rembulan malu

***

Pemandu mungil bersimpuh

Akupun bersimpuh

Menucap mantra bermakna hidup dan mati

Dari lubuk hati tuk terus bertimba ilmu dari nurani

***

Sang Tiga Dimensi bersuara serak

Bersama angin dan mendung

Wahai manusia bodoh

Tidak layak kamu datang ke sini

Ini dimensi kami bukan ranah manusia

Kembalilah ….

Pujilah angin

Pujilah kalong dan kelelawar

Hormatilah burung hantu dan dedaunan

Agungkan semesta

***

Jangan agungkan kertas bergambar dewa dan berangka keramat

Seperti yang kau cari setiap detik dan hirup nafas

Ajarilah sesama manusia,

di surau-surau

di jalan jalan

di bangku sekolah

Untuk mencari makna hidup dalam kedamaian dan cinta

Bukan untuk mencari , kertas bergambar dewa dan berangka keramat

kertas bergambar dewa dan berangka keramat

hanyalah kreasi manusia berdemensi dua

terbodoh di semesta

Pulanglah bersama pemandu mungil

Dan wartakan …….

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun