Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Penerapan E-Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Peltihan Internal Perawat di Rumah Sakit

2 November 2012   01:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:06 1276 0

PENERAPAN E-LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INTERNAL PERAWAT

DI RUMAH SAKIT

Oleh:  Grace Solely H. (NPM 1106048880)

Mahasiswa Magister Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan 2011

Abstrak

Sumber Daya Manusia merupakan kekayaan yang perlu dipelihara dan dikembangkan oleh setiap organisasi. Perawat merupakan sumber daya manusia yang penting di rumah sakit. Perawat perlu untuk mengembangkan dirinya melalui pelatihan internal yang dilakukan rumah sakit. Salah satu terobosan baru untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kompetensi perawat adalah dengan memberikan pelatihan internal melalui e-learning.

Hasil penelitian banyak mendukung penggunaan e-learning sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan,mendapatkan informasi terkini tentang praktik terbaik yang dibutuhkan perawat dan untuk meningkatkan kompetensi perawat. Salah satu contoh rumah sakit yang telah menggunakan e-learning adalah Singapore General Hospital (SGH) yang dimulai sejak tahun 2003, hasil survey menunjukkan bahwa perawat merekomendasikan penggunaan e-learning dan puas dengan program e-learning yang ada di SGH.

Tiga pilar utama yang diperlukan untuk mensukseskan program pelatihan internal e-learning adalah adanya keterkaitan antara keterampilan kognitif e-learners, perilaku e-leaners dan lingkungan.

Kata kunci: E-learning, kualitas, pelatihan internal dan perawat.

Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan kekayaan yang sangat penting dalam sebuah organisasi termasuk di dalamnya rumah sakit. SDM yang akan berperan dalam menjalankan proses organisasi untuk mencapai tujuan. Menurut Depkes (2009), sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga penunjang atau pendukung kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan.

Menurut WHO (2003), pengaturan tenaga kesehatan, khususnya perawat dan bidan akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan yang adil dan dapat diakses. Negara-negara yang tergabung dalam SEAR (South East Asia Regional) termasuk Indonesia, melakukan berbagai pertimbangan terkait tuntutan atau harapan dari masyarakat yang menuntut pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan yang berkualitas didapatkan melalui tenaga keperawatan yang kompeten. Salah satu cara untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan kepada perawat.

Menurut Nayab (2011) kompetisi yang sangat tinggi di lingkungan bisnis menjadikan organisasi berusaha untuk mempekerjakan seseorang yang memiliki nilai dan budaya yang ‘tepat’ dengan organisasi tersebut akan tetapi untuk mencari staf yang tepat sangatlah tidak mudah, sehingga organisasi berusaha untuk dapat memodifikasi perilaku staf. Tomey (2004) menyatakan bahwa pendekatan yang paling efektif dari modifikasi perilaku ditemukan oleh seorang Pakar Perilaku dari Amerika, B. F, Skinner pada tahun 1938. Teori modifikasi perilaku yang diperkenalkan oleh Skinner adalah pemberian reinforcement baik yang positif maupun negatif. Reinforcement positif dengan memberikan penghargaan yang efektif berupa reward dan reinforcement negatif dengan hukuman.

Modifikasi perilaku yang efektif adalah dengan belajar. Organisasi yang menganut paham ini menginginkan adanya perubahan melalui staff  development progam yang bertujuan untuk memperlengkapi staf sehingga staf memiliki perilaku yang baru sesuai dengan organisasi (Nayab, 2011). Program pelatihan dan pengembangan bertujuan untuk meningkatkan kinerja dari staf dan juga mengembangkan kepribadian dan potensi yang dimiliki oleh staf sehingga membentuk adanya perubahan perilaku.

Program staff development perawat adalah program yang komprehensif yang termasuk didalamnya orientasi staf perawat  baru, in-service education atau pelatihan internal, program pendidikan berkelanjutan (continuing education programs) dan job-related counseling (Swansburg, 2002). Pelatihan internal adalah suatu program pelatihan singkat yang diberikan oleh institusi bagi stafnya. Program dilaksanakan di institusi yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan pada suatu area yang spesifik (Medical Dictionary, 2011).

Pelatihan internal biasanya diberikan secara tradisional yaitu dengan tatap muka, dimana perawat hadir secara fisik pada waktu yang sudah ditentukan oleh institusi dan perawat yang bekerja tiga shift akan merasa terganggu karena harus datang ke rumah sakit untuk mengikuti pelatihan internal. Penyakit epidemik yang muncul baru – baru ini diberbagai negara seperti SARS membutuhkan pelatihan internal yang dilakukan secara efisien terkait keterampilan klinik dan asuhan keperawatan (Chen, Chang, Hung and Lin, 2008). Pelatihan yang diberikan secara tradisional akan sulit untuk dapat menjawab permasalahan tersebut sehingga diperlukan terobosan baru untuk menjawab permasalahan tersebut yaitu dengan e-learning. Waller & Wilson (2001) mendefinisikan e-learning sebagai salah satu proses pengajaran dengan mengkombinasikan penyampaian konten secara digital dengan adanya support and services.

Kajian Literatur terkait Pelatihan Internal dengan menggunakan E-Learning

Penelitian Tan dan Teow (2006) memberikan hasil bahwa Singapore General Hospital (SGH) merupakan pionir dari sistem e learning di Singapura yang merupakan inisiatif manajemen bagi perawat. Paradigma ini berkembang di pendidikan keperawatan sebagai suatu langkah yang proaktif untuk menjawab kemajuan sistem pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan tenaga perawat terampil yang semakin  tinggi. Penerapan E Learning di SGH sangat sukses, dengan membagikan pengetahuan dan keterampilan secara sistematik baik pembelajaran secara formal dan informal. Pelatihan yang diberikan juga lebih efektif tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. Metode formal yang dilakukan adalah dengan pembelajaran melalui modul pelatihan yang interaktif dan slide presentasi dengan narasi, sedangkan metode informal dilakukan dengan diskusi peer group dan jurnal review. Kedua elemen tersebut sangat penting untuk memberikan sukses didalam menciptakan budaya pembelajaran dan pembelajaran berkelanjutan di SGH.

Pawlyn (2011) melakukan penelitian tentang penggunaan e-learning di didalam pelatihan internal. Persepsi perawat tentang e-learning dipengaruhi oleh organisasi, profesional dan faktor personal, yang merupakan fleksibilitas yang sangat penting dari e-learning. Perawat yang mengikuti pembelajaran e-learning dapat melakukannya di tempat kerja atau di rumah baik secara online maupun offline, dan tidak adanya keterikatan jam waktu. E-learning merupakan potensi yang sangat bernilai bagi tenaga perawat profesional di dalam pelatihan internal.

Hasil penelitian yang dilakukan Karaman (2011) memberikan kesimpulan bahwa:

·Registered Nurse (RN) di Turki memiliki persepsi positif tentang online learning.

·online learning memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan kondisi kerja dari perawat.

·online learning juga dapat digunakan oleh berbagai kelompok usia.

·penggunaan komputer yang sangat tinggi oleh perawat merupakan salah satu indikator positif dari online learning.

·online learning juga memberikan fleksibilitas bagi perawat yang ada di urban maupun di daerah rural.

Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah jumlah responden yang digunakan pada survey. Penelitian di lakukan di Turki, sehingga hasil didapatkan belum tentu dapat dilakukan di negara lain. Pelatihan internal yang diberikan kepada perawat dapat diberikan secara online learning yang akan meningkatkan kompetensi perawat tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Tse, Lo and Chan (2007) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi, electronic web sites, komputer dan software dan informasi pasien dengan menggunakan komputerisasi sistem manajemen telah memberikan akses kepada praktik terbaik dan informasi terkini yang dibutuhkan oleh perawat. Masyarakat memberikan eksprektasi yang tinggi terhadap tenaga kesehatan profesional didalam penggunaan teknologi komputer. Perawat merupakan tenaga profesional yang memerlukan adanya pelatihan berkelanjutan. Pelatihan internal dengan menggunakan online learning bagi perawat di Hongkong memberikan pengaruh yang tinggi terhadap kualitas asuhan keperawatan.

Matsuda et al (2006) menyatakan bahwa pengembangan dan evaluasi dari e-learning sebagai metode di dalam pelatihan perawat sugical memberikan dampak positif kepada kompetensi perawat. Pelatihan internal dengan menggunakan e-learning dapat menampilkan video terkait dengan prosedur keperawatan surgical terbaru yang dapat di lihat oleh perawat setiap saat.

Sullivan, O’Brien, Gitelman, Shapiro & Rushakoff (2010) menyatakan bahwa modul online learning yang interaktif untuk pelatihan internal merupakan strategi yang efektif untuk menurunkan kesalahan pada perawat di dalam memberikan insulin kepada pasien pediatrik di rumah sakit. Banyaknya hasil penelitian yang menemukan bahwa pengetahuan perawat terkait dengan diabetes dapat ditingkatkan dengan memberikan metode pendidikan tambahan tentang asuhan keperawatan yang tepat dan aman pada pasien diabetes. Program e-learning diberikan kepada perawat dikemas dalam bentuk yang interaktif yaitu active learning, problem solving, dan juga adanya feedback langsung dari perawat yang mengikuti program tersebut. Program e-learning sangat membantu di dalam memberikan pendidikan terkait dengan implementasi yang tepat di dalam memberikan insulin kepada pasien pediatrik, dimana program pendidikan dapat diberikan kepada perawat dalam jumlah yang besar.

Contoh Penerapan E-learning di Rumah Sakit

Singapore General Hospital (SGH) selalu berusaha untuk mengaplikasikan penggunaan teknologi informasi pada semua staf dan telah mempersiapkan infrastruktur dari teknologi informasi. Tahun 1997 telah memulai penggunaan nursing intranet sebagai salah satu cara untuk sentralisasi, mengatur dan menyimpan dokumen – dokumen. Seiring berjalannya waktu nursing intranet menjadi salah satu cara terbaru didalam melakukan komunikasi, memberikan feedback kepada pihak manajemen dan untuk mendiseminasikan berita – berita yang tidak urgent. Tahun 2003 pihak manajemen SGH memiliki inisiatif untuk menerapkan program e-learning di dalam pelatihan internal.

Gambar 1

E-learning di SGH

Program e-learning di departemen keperawatan SGH bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi perawat dan retensi informasi yang akan meningkatkan produktifitas dari perawat. E-learning tidak memiliki tujuan untuk menggantikan pelatihan dalam bentuk tatap muka di kelas akan tetapi sebagai pelengkap untuk meningkatkan kemampuan perawat, memotivasi ketertarikan pembelajaran dan untuk menstandarisasikan praktik keperawatan. SGH menggunakan pendekatan strategik dengan mengintegrasikan e-learning dengan visi rumah sakit.

Gambar 2

Contoh Slide Presentasi Audio

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun