Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Aksi Ciamik Kevin Menyatukan Pandangan, PSN Ngada Juara Soeratin Cup

18 Agustus 2022   00:35 Diperbarui: 28 Maret 2024   21:04 1484 7
Selasa 21 Juni 2022 sore, di Stadion Lebi Jaga, di tengah euforia suporter SMA Swasta Katolik Regina Pacis, saya bertemu Kevin Bai,  sosok yang menyedot perhatian sepanjang laga Regina Pacis vs SMK Sanjaya Bajawa, laga final Liga Pelajar Kabupaten Ngada.

Remaja berambut gondrong ini, tampak tenang ketika diwawancarai. Dia mampu mengontrol emosinya.

Padahal Kevin baru saja mengantar Regina Pacis keluar sebagai juara. Kevin juga meraih penghargaan individu sebagai pemain terbaik. Kevin tidak larut dalam euforia.

Kata Kevin, dirinya sudah sejak SD suka bermain bola. Sewaktu masih bersekolah di SD Waepana Soa, Kevin rajin berlatih dan ikut berbagai turnamen antar sekolah. "Saya akan terus berlatih, mengasah kemampuan olah bola," ujar Remaja bernama lengkap Gabrieltus A. Baghi  ini di akhir wawancara.

Saya membatin, 'Anak ini kalo disiplin, didukung terus, konsisten, bakal besar'. Demikian, hal yang cukup berkesan di momen saya pertama kali bertemu Kevin.

Nama Kevin Bai kembali melejit di Liga Pelajar Soeratin Cup Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar di Stadion Marilonga, Kota Ende, Kabupaten Ende, Agustus 2022.

"Wah! lagi - lagi Kevin!" Dalam laga perdana di pool C, Kevin dkk bersua Persena Nagekeo, yang disebut adik atau saudara PSN Ngada.

Yah, Nagekeo pernah menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Ngada, sebelum akhirnya berpisah menjadi kabupaten sendiri pada Tahun 2007 silam, berdasarkan UU No. 2 Tahun 2007.

Laskar Jaramasi, julukan PSN Ngada, dalam laga tersebut keok dengan skor telak, tiga nol.

Kletus Ghabe, nahkoda PSN Ngada, menyebut, kekalahan tersebut, akibat anak - anaknya kurang disiplin.

Bagi Kletus sepak bola adalah permainan meminimalisir kesalahan. Tim yang paling banyak melakukan kesalahan berpotensi besar kalah, demikianpun sebaliknya.

Kletus nampak tenang menyikapi kekalahan tersebut. Kletus memang dikenal tenang sejak masih sebagai pemain PSN Ngada di era 1990/2000an.

Beragam kritik berseliweran di media sosial pasca kekalahan dari Persena Nagekeo. Namun, menariknya, minim saling serang antara Ngada Mania dengan pendukung Persena Nagekeo.

Kriktikan lebih tertuju pada penampilan maupun persiapan PSN Ngada menyambut Soeratin Cup NTT 2022 tersebut.

Kletus Ghabe, dalam pemberitaan media tidak nampak sama sekali memberi respon berarti pada beragam kritikkan.

Sebagai pelatih Kletus Ghabe cukup berprestasi. Dia pernah membawa tim senior PSN Ngada antara lain,

1.Juara piala Gubernur NTT 2016
2.Runner up Liga Nusantara Indonesia 2016
3.Runnerup ETMC 2017
4.Juara Piala Gubernur NTT 2018
5. 16 Besar Liga 3 Indonesia 2019 yang kental kontroversi 'kartu kuning siluman' sehingga PSN Ngada tersingkir.

Di tengah hiruk pikuk kritik penampilan PSN Ngada vs Persena Nagekeo, nama Kevin juga disebut -sebut. Kevin dilihat paling menonjol. Ada setiap lini, membatu pertahanan, memotong dan mengkreasi serangan.

Bahkan ada yang berkomentar, 'Hanya Kevin sa yang Lain Palsu'. Ada juga, 'Kevin vs Persena Nagekeo'.

Tidak sedikit pula yang memberikan dukungan agar baik pemain maupun Ngada Mania tetap fokus menatap laga - laga berikut.

Saya ingat salah satu komentar yang cukup menarik, 'PSN Ngada Ibarat Mesin Honda, Lambat Panas, Buat Lawan Susah Prediksi'.

Benar saja, di laga - laga berikutnya PSN Ngada tampil lebih dinamis, atraktif dengan gaya build up, khas dengan umpan - umpan pendek dan long pass.

Tim Platina Kupang dan Sumba Tengah keok. Selanjutnya Persebata Lembata, yang bermain imbang dengan Persena Nagekeo, juga keok di kaki Kevin dkk.

Tiga tim ini, kalah telak dari Ngada dengan skor tiga nol. Ngada pun menjadi juara grup C.

Berlanjut ke delapan besar, PSN Ngada bersua Alor, runer up grup A, sang juara bertahan. Karakter, kolektivitas dan kedalaman skuad Alor tidak diragukan lagi.

Tapi tim dari Pulau Kenari ini, keok tiga nol dari Laskar Jaramasi. Sepertinya Ngada bakal juara. Tim sekuat Alor saja, takluk dengan skor telak.

Di perempatan final, Ngada bertemu Perseftim Flores Timur, yang juga punya ciri khas mendominasi permainan dengan umpan - umpan pendek.

Lagi - lagi Laskar Jaramasi mampu meredam. Perseftim harus mengakui keunggulan PSN Ngada dan menerima kekalahan dua nol.

Menariknya, hampir semua gol - gol PSN Ngada, sejak Kemenangan perdana melawan Platina, tercipta di babak kedua. Kata Kletus Ghabe, pemainnya memang punya stamina bagus dan diimbangi kematangan mental.

Menurut Kletus, ketika tim lawan mulai kelelahan, itu akan menjadi kekuatan bagi anak - anak PSN Ngada.

Sementara itu Si Gondrong Kevin, tetap konsisten, bermain bagus setiap laga, bahkan ketika berganti tandem saat menghadapi Flotim, mengatur lini tengah, sebab Apriliano, terkena akumulasi kartu kuning.

Laga Final Bersua Rival Klasik Perse Ende

Jelang laga Final Soeratin Cup, nuansa 'perang' di ruang media sosial, ruang publik,  antara pendukung PSN Ngada dengan Perse Ende begitu kental.

PSN Ngada maupun Perse Ende sama - sama memiliki suporter fanatik. Jika PSN Ngada punya Ngada Mania, dengan keyword 'Meju' Perse Ende punya Perse Mania atau Red Boys dengan keyword 'Rore'.

Menilik ke belakang, kedua tim ini memang punya rivalitas yang unik. Bahkan saling ganggu dalam hal - hal di luar sepak bola.

Insiden 'hujan batu' di Stadion Marilonga, pada 2017, yang mana tim senior PSN Ngada ditaklukkan Perse Ende dalam El Tari Memorial Cup, rupanya masih begitu membekas di benak Ngada Mania.

Ada Ngada Mania yang mengaku trauma dengan kejadian tersebut. Ketakutan pada 'hujan batu' masih terngiang. Hal ini rupanya disadari sungguh oleh pihak - pihak pemangku kepentingan.

Bupati Ende, Djafar Ahmad sebelum laga final sudah mengingatkan secara tegas jangan ada anarkis. Junjung sportivitas.

Begitu juga, Andreas Paru, Bupati Ngada. Djafar dan Andreas duduk berdampingan, bercakap akrab sambil menyaksikan laga final PSN Ngada vs Perse Ende di Stadion Marilonga, Senin 15 Agustus 2022 malam.

Kevin Bikin Kagum

Tidak bermaksud melebih - lebihkan, faktanya nama Kevin memang melejit. Kevin tidak saja dicintai oleh Ngada Mania tapi juga dikagumi suporter lawan, termasuk Red Boys.

Beragam julukan disematkan pada Kevin. Satu di antaranya yang saya catat, 'Kevin Ronaldinho-nya Flores. Menarik, Kevin tidak dilekatkan dengan Ngada.

Kevin dengan penampilan ciamiknya, membuat pecinta sepak bola menyatukan pandangan. Soeratin Cup ini untuk sepakbola NTT yang lebih baik.

Tanpa mengabaikan kecintaan luar biasa pada masing-masing tim, rivalitas dan saling ganggu, tentu memberi warna tersendiri. Tapi sudah saatnya menatap anak - anak NTT berkiprah lebih jauh di level nasional.

Kevin yang tidak saja dicintai oleh Ngada Mania, tentu mendapat motivasi besar untuk memperjuangkan cita -citanya bermain untuk Timnas Indonesia.

Anak - anak lainnya, pasti punya cita - cita yang sama. Selain didikan yang disiplin dukungan, dari semua sangat dibutuhkan. PSN Ngada akan mewakili NTT dalam Soeratin Cup Nasional.

Anak - anak Ngada, ke sana sebagai wakil NTT, wakil Perse Ende, dan lainnnya. Atmosfer sepak bola yang keras namun positif akan sangat berarti bagi masa depan sepak bola NTT.

Kevin Tunjukkan Rivalitas Hanya Laga Berlangsung

Pemandangan mengharukan tersaji usai laga Final Soeratin Cup NTT 2022 di Stadion Marilonga.

Kevin Bai di pinggir lapangan, tampak merangkul lalu mengusap air mata Juan Baptista sahabat kecilnya sewaktu Sekolah Dasar (SD).

Dalam laga final PSN Ngada versus Perse Ende yang berlangsung sengit Kevin dan Juan menjadi 'musuh'. Beberapa kali keduanya terlibat duel.

Kevin diandalkan di tim PSN Ngada, demikian pun Juan di Perse Ende. Keduanya sama - sama berposisi sebagai gelandang tengah.

Kevin terpantau dua kali mengagalkan pergerakan yang cukup berbahaya dari Juan dan bahkan sempat sekali melakukan pelanggaran terhadap Juan.

Kevin dan Juan saat SD belajar di sekolah yang sama yakni SD Waepana di Kecamatan Soa, Kabupaten Ngada. Di masa itu, bakat bermain sepak bola keduanya sudah kelihatan.

Dalam perjalanan waktu, kedua sahabat  dan masih memiliki ikatan keluarga ini berpisah.

Hingga akhirnya memasuki jenjang pendidikan SMA, Kevin memilih di SMA Swasta Regina Pacis Bajawa, sementara Juan di SMA Katolik Frateran Ndao, Ende.

Perbedaan sekolah inilah yang kemudian membuat Kevin dan Juan bertemu sebagai 'musuh'.

Juan dan Kevin dalam laga final sama -sama tampil bagus. Namun secara kolektivitas tim, PSN Ngada lebih unggul.

Usai laga, setelah sejenak merayakan kemenangan bersama rekan - rekannya, Kevin menemui Juan di pinggir lapangan.

Kevin merangkul Juan yang sedang menangis. Sesaat kemudian, mereka berpelukan. Melihat Juan yang masih menangis Kevin pun mengusap air mata Juan.

Sejumlah Ngada Mania julukan suppoter PSN Ngada dan Red Boys julukan suppoter Perse Ende memotret momen haru Juan dan Kevin.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun