Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Mahfud M.D Menggalang Suara NU, Menghadang Ambisi Cak Imin

19 Februari 2014   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 1471 15
[caption id="attachment_323477" align="aligncenter" width="546" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption] Nampaknya, percikan-percikan pencapresan Mahfud M.D mulai semakin beriak. Hempasan-hempasannya mulai terburai ke bahtera ambisi Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Mungking saja, hempasan pencapresan Mahfud M.D ini dapat menjadi badai petaka. Menghadang dan bisa saja menghancurkan ambisi Cak Imin dengan gacoan Capresnya, Rhoma Irama. Grass root NU yang menjadi tonggak PKB, sedikit tapi pasti mendukung pencapresan Mahfud M.D. Dimulai bulan Desember lalu, DPW PKB dan kiai NU se-Jateng-DIY mendukung pencapresan Mahfud M.D. Dalam perhelatan Deklarasi Mahfud M.D sebagai Capres dari PKB, didukung penuh oleh Sekjen DPP PKB, Imam Nahrawi. Deklarasi yang diadakan di Ponpes Asrama Perguruan Islam, Tegalrejo Magelang, menguatkan dukungan para kiai dengan pembacaan deklarasi rekomendasi politik. Inti dari deklarasi tersebut tidak lain adalah dukungan para Kiai NU se-Jateng-DIY dan DPP PKB untuk Mahfud sebagai Capres PKB. (berita: pemilu.okezone.com) Ditambah lagi kelompok Lintas Etnis Nusantara juga mendukung Mahfud M.D sebagai Capres. Kelompok Lintas Etnis ini pun mendeklarasikan Mahfud M.D sebagai Capres dari PKB. Dan acara deklarasi ini bukan sekadar deklarasi sepele. Juga hadir waktu itu, Alwi Shihab, mantan Ketum Tanfidiziah PKB. Juga hadir Fuad Bawazir, ketua DPP Hanura dan mantan Wapres RI, Tryy Sutrisno. Hal ini akan semakin memperkuat kans Mahfud sebagai Capres dari PKB. (berita: kompas.com) Walau sebelumnya, Ketum PKB sekaligus Menakertrans mendukung Rhoma Irama sebagai Capres utama dari PKB. Dan pada tiap kesempatan ditanya pihak media, Cak Imin selalu berkata Rhoma-lah Capres. Sedang yang lain adalah Cawapres. Belum lagi, baru-baru ini ada alternatif Capres lain, yaitu Jusuf Kalla. Dan nampaknya keinginan PKB Pusat (Jakarta) dengan PKB daerah seperti Jawa dengan Mahfud dan Jusuf Kalla dari Kalimantan akan berbenturan. Mahfud M.D, Gus Dur dan Kultur Nahdatul Ulama Dengan gaya blusukan dari satu Ponpes ke Ponpes lain, Mahfud M.D faham betul bagaimana cara merengkuh hati orang-orang NU. Pesantren adalah hati dan jiwa mereka. Kiai adalah orang yang menjadi contoh dan patut diikuti. Sebagai orang NU tulen, Mahfud M.D faham betul jika samina waato'na kepada pemimpin adalah pembangun loyalitas dan penjaga solidnya warga NU. Belum lagi kedekatan secara formal dan informal dengan Gus Dur, panutan di NU. Di kala periode pemerintahan Gus Dur, Mahfud mendampingi beliau. Mahfud membantu presiden Gus Dur sebagai Menteri Pertahanan RI (2000-2001), dan Menteri Kehakiman dan HAM (2001). Pada periode itulah Mahfud dan almarhum Gus Dur bersama-sama menghadapi badai politik yang menerjang. “Saya akademisi yang dituntun Gus Dur untuk masuk ke tiga pilar negara demokrasi, yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif,” ujar Mahfud. (berita: m.beritahukum.com) Dan hal ini yang semakin memperkuat hujaman ke-NU-an Mahfud M.D dikalangan para kyai dan warga Nahdiyin. Sebagai keturunan orang Madura yang memegang teguh prinsip taat pimpinan (kyai) dan sepak terjang politik dalam ranah eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam pemerintahan semakin menyimbolkan Mahfud sebagai orang NU tulen yang sudah tahan uji dalam pemerintahan. Dan wajar dan patut jika kyai dan warga NU mendeklarasikan Mahfud M.D. Dalam jiwa Mahfud, terkandung nyata jiwa Gus Dur. Prinsip Nahdiyin yang selama ini melingkupi Mahfud serta kedekatannya dengan Gus Dur, bisa memperkuat dukungan para kyai dan warga NU. NU sendiri sebagai tulang punggung dan ideologi PKB, tentunya tiadk bisa dikaburkan begitu saja dari simbolisasi PKB. Berbeda dalam pola Cak Imin mengajukan Capres-nya. Hanya berbekal pamor dan popularitas, nampaknya Cak Imin kesengsem dengan Rhoma Irama. Sampai-sampai PKB kini diplesetkan menjadi Partainya Ksatria Bergitar. Ksatria yang dimaksud adalah Rhoma Irama sebagai Raja Dangdut. Sedang Rhoma sendiri, masih kabur dan sedikit kiprahnya di NU. Bayang-bayang kiprah politik Rhoma lebih condong ke dakwah lewat seni. Bukan ke NU. Ia sendiri sempat tergabung di PPP jaman Orba dan Partai Bintang Reformasi hasil besutan almarhum K.H Zainuddin M.Z. Belum lagi langkah-langkah ambisius dan cenderung melunturkan warna NU dalam PKB oleh Cak Imin. Direkrutnya Bos Lion Air, semakin membuat PKB kehilangan corak NU. Kini Rusdi Kirana yang tidak pernah diwarnai atau bahkan dibesarkan di lingkup Nahdiyin semerta-merta menjabat Wakil Ketua Umum PKB. Dengan mahar yang kabarnya 1 triliun rupiah, Cak Imin tergoda menyerahkan posisi Waketum PKB ke tangan orang non-NU. Singkat cerita, majunya Mahfud M.D menjadi Capres dari PKB tentunya akan menghadapi ambisi besar Muhaimin Iskandar 'membesarkan' PKB. Cak Imin yang tetap bebal menginginkan Rhoma Irama sebagai Capres sedang Mahfud M.D atau Jusuf Kalla sebagai Cawapresnya tentu akan menyulut (kembali) jurang dalam pemisah Nahdiyin dengan kendaraan politiknya di pemerintahan, PKB. Dan titik kulminasi ini akan mungkin akan tersulut setelah Pileg. Elektabilitas Rhoma, jikalau PKB mendapat jatah kursi sedikit di ranah legislatif, tentunya akan dipertanyakan. Cak Imin haruslah rela dan dengan jiwa besar kembali kepada trah Nahdiyin. Lumbung suara NU, Jatim dan Jateng tentunya akan bergelora jika Capres dukungan sesuai grass root Nahdiyin. Bukan semata-mata ambisi tak bervisi dan misi non-Nu yang selama ini didagelkan Cak Imin. Dan apakah Cak Imin tetap akan terus melanjutkan ambisinya membesarkan PKB dengan sembari melunturkan jiwa NU di PKB sendiri? Kita tunggu saja. Artikel tentang Cak Imin dan PKB dari saya:

  1. PKB Akan Karam Bersama Ambisi Muhaimin
  2. Bos Lion Air ke PKB; PKB Akan Gagal Take-Off!
  3. PKB Pecah; Dua Capres, Dendam Lama & Mimpi
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun