Cecak - cecak mengangkang menodai jubah tuan
Sayang, keris tuan tak lagi digenggam
Dan tuan terjebak dalam pigura usang
Maaf tuan, apimu telah padam
Dan ku yakin tuan memandang
Bukan seratus kali banyaknya lawan menghadang
Tapi merasai hidup yang sudah redam padam
MERDEKA!
MERDEKA!
MERDEKA!
Kini tuan tak lagi bisa meradang - menyerang
Pemandangan bukan mayat dan darah orang - orang
Atas digenggam bawah di hantam
Tuan diam - tak bisa melawan
Tuan diam - dalam pahatan pigura usang
Geram, tuan berkata:
"Pak karno! bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawanya, mensyukuri nikmatnya, dan menghormati kebebasan orang - orangnya?"
Suara tuan bertalu - talu menyerbu
Tetapi membentur sawang dan kotoran yang menyumpal kuping dan hati orang - orang
Demi Tuhan,
Tuan akan datang
Tuan akan meradang
Tuan akan menyerang
Kalau saja penjajah yang menghadang
Tapi, tuan akan diam
Baranya akan padam, dan apinya berangsur menghilang
Tuan menangis dalam pigura usang
Kalau bangsa sendiri yang mesti dilawan
Slawi, 9 agustus 2020
Dirgahayu Indonesia ke - 75 rekahlah mawar merah darah, dan sucilah segala pertumbuhanya