Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Sam dan Malam Terakhir

31 Desember 2019   04:30 Diperbarui: 31 Desember 2019   04:27 92 14
Sam. Pipinya tampak memerah. Duduk manis ia di antara tembok-tembok bata. Ia masih harus menunggu.

Anak-anak itu. Sudah lebih dulu curi start. Bersama teman sepermainan, menggengam beberapa keping koin perak. Habiskan beberapa batang bunga api.

Para remaja itu. Senyum-senyum di wajahnya. Sambil jari cekatan merangkai padanan kata. Basa-basi untuk ketemuan. Tawar-menawar tempat janjian. Sebagian, berharap bisa jadian. Itupun tak lupa kekinian. Buat harapan di beberapa postingan.

Dewasa itu. Sibuk atur pertemuan. Sebagian tampak masih menyintas, dari belenggu sisa-sisa perbudakan.

Sam. Pipinya memerah. Sebab ia akan datang berpesta. Hingga tengah malam, masih sepenuhnya miliknya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun