Proses produksi gerabah tradisional di Bali selama ini sangat tergantung pada cuaca, terutama pada tahapan pengeringan. Saat cuaca mendung atau hujan, pengeringan menjadi lambat dan seringkali menyebabkan keretakan atau kegagalan produk sebelum proses pembakaran. Permasalahan ini menghambat produktivitas pengrajin dan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan. Menjawab tantangan ini, tim pengabdi dari Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) memperkenalkan alat pengering gerabah berbasis mikrokontroler sebagai solusi inovatif.
KEMBALI KE ARTIKEL