Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dahulu

4 Oktober 2013   16:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:00 76 0
Dan, jika kita sampai pada hari yang sunyi. Pada lembaran terakhir

yang tak pernah ingin kuceritakan.

Apakah kau masih selembut dahulu?

menyebut namaku saat letih kau keluh pada bahumu,

menjagaku dari muram malam, sampai pagi kembali membangunkanku

untuk kemudian tiba kau terlelap.

Sajak turun sebagai embun, dan aku embun yang resap di tanah basah.

dingin.

Apakah kau masih sehangat dahulu?

ketika kupeluk dirimu, kau peluk lebih erat

Apa kau akan tetap semanis dahulu?

berkata, "biar kudengar degup jantungmu yang merdu"

kemudian kita berpegangan tangan, tenggelam

pada secangkir diam yang hangat.

Dan, jika kita akhirnya sampai pada suatu ketika

dimana kau hapus namaku, dan kusimpan namamu.

pada lembaran terakhir yang benar-benar tidak ingin kuceritakan.

aku embun tetap ingin meresap

kelak menyatu dengan tubuhmu yang batu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun