Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi | Berguru pada Gelaga

20 Juli 2019   07:24 Diperbarui: 20 Juli 2019   07:28 22 3
Sabda pembuka mentari menukik dalam. Tajam bak pedang bermata dua. Dalamnya menepis hindar. Aku ingin selesai menelannya terutama karena tajamnya tabib luka

Namamu kucatat, Yesaya; sosok corong Perjanjian Lama. Usiamu sepanjang katamu, hidup mempesona seindah kasih Bunda selamanya.

Buluh yang patah terkulai tidak akan dipatahkannya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya.

Batang gelaga, benar batang gelaga. Makhluk mikro berlaksa dengan nafas limpah. Kupetik tingginya harap tatkala asa nekat menekan.

Sumbu-sumbu takkan pudar sekalipun badai menggerutu. Takkan pernah pudar bak birunya laut meluas menjangkau semesta.

Aku ingin bersorak-sorai, terutama karena kehidupan telah diperintahkan bagiku. Takkan pernah pudar nan hijaumu, sejuta itu, niatku bergelimang doa. Aku ingin berguru padamu, gelaga nan hijau

Lalian Tolu, 20/07/19


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun