Sebelumnya saya tidak mengenal siapa sosok Erie Sudewo, ketika itu ada iklan mengenai buku terbaru yang diterbitkan Republika judulnya "Character Building (Menuju Indonesia Lebih Baik)." Tanpa pikir panjang saya langsung meluncur ke Toga Mas dan pas lihat cover belakang yang biasanya terdapat kata-kata tokoh terkenal dengan komentar mengenai buku tersebut, ternyata ada foto dari sosok Erie Sudewo yang saya maksud. Saya langsung berkesimpulan bahwa beliau adalah orang yang rajin shalat, karena ada tanda hitam di dahinya.
Erie Sudewo lahir di Bandung, pernah memimpin Dompet Dhuafa Republika selama 10 tahun. "Saya senang karena pekerjaan ini tidak dihiraukan orang, sehingga tidak direcoki. Saya bisa leluasa membangun gagasan dan menerjemahkannya sendiri gagasan itu di tataran aksi," ungkap beliau mengenai posisinya memimpin Dompet Dhuafa. Peraih anugerah Social Entrepreneur ini kini disibukkan dengan mengisi pelatihan character building di berbagai perusahaan dan kantor-kantor pemerintah.
Karakter menurut beliau adalah bagian dari attitude yang baik, berbeda dengan 'tabiat' yang termasuk jenis attitude yang buruk. Karakter merupakan kumpulan dari tingkah laku baik dari seorang anak manusia.
Tanpa karakter, seseorang akan kehilangan arah dalam bersosialisasi, berjalan tanpa rambu dan aturan.
"Anda kenal seseorang yang anda ingin agar berubah dan memperbaiki sikapnya?" Dale Carnegie pernah mengungkapkan dalam buku How to Win Friends and Influence people "Bagus! Hal itu boleh saja. Saya setuju dengan itu. Namun mengapa tidak dimulai dengan diri anda sendiri?" Apa yang dikatakan Dale Carnegie menurut saya didukung oleh Erie Sudewo, beliau mengatakan " Begitulah banyak orang yang ingin meningkatkan diri, namun hanya sedikit yang ingin memperbaiki diri."
Kebanyakan orang mengejar karir kehidupannya, atau yang ingin menjadi pengusaha sering lupa dengan karakter yang seharusnya mereka miliki. Mereka dapat berkompetisi secara profesional, tapi apakah yang dilakukannya itu benar? Kompetensi berbicara tentang peningkatan diri, dan karakter adalah usaha perbaikan diri. Kompetensi tanpa karakter akhirnya akan menjadi jomplang.
Erie membedakan karakter menjadi dua kategori yaitu karakter pokok dan karakter pilihan. Karakter pokok harus dimiliki oleh tiap orang, sedangkan karakter pilihan adalah perilaku baik yang bekembang sesuai dengan profesi pekerjaan. Misalnya seorang guru, pada bagian tertentu karakternya berbeda dengan karakter militer. Berbeda lagi karakter dokter dibanding karakter pengacara. Pada intinya, apapun profesinya, tiap orang harus membangun karakter pokok terlebih dahulu.
Karakter pokok dibedakan menjadi tiga bagian penting, yaitu karakter dasar, karakter unggul dan karakter pemimpin.