Sudah tidak asing lagi di telinga kita, kampanye "merdesa" yang mengajak perantau-perantau untuk mempertimbangkan pulang ke daerah asalnya. Oleh sebab itu, selalu dikatakan bahwa Jakarta sudah sesak, terlalu padat & "overload". Seolah-olah para perantau menjadi biang kepadatan & "instabilitas" di jakarta?
Sepeda Motor menjadi biang kemacetan? sampah ato manusia yang mendatangkan banjir?
Tidak salah, memang kambing hitam sangat diperlukan ketika kebijaksanaan sudah punah dari peradaban.
Sejujurnya, perlu kajian lebih mendalam & rinci mengenai kemacetan, sampah, dan porsi kepadatan di jalanan jakarta. Dari situ akan ditemukan, siapa & kendaraan apa yang memberikan kontribusi lebih besar kepada kepadatan jalan, sampah, polusi, & kemacatan.