Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Awas, Penipuan Mengatasnamakan Taspen!

9 Mei 2014   00:56 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 489 0
[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="Ilustrasi via Kompas.com"][/caption] Penipuan tak ubahnya gaya hidup bagi segelintir orang yang mengidamkan uang sebanyak-banyaknya. Entah sang pelaku menganggap“profesi”-nya sebagai penipu layak dibanggakan atau tidak, yang penting berhasil menembak target menjadi korbannya. Cara cerdik memang diperlukan bagi penipu agar target masuk perangkap yang telah dipersiapkan.

Sasaran penipuan pun tidak mengenal target kaya raya, orang berpunya maupun berpangkat tinggi. Anak-anak, remaja, orang dewasa hingga kakek-nenek sepuh menjadi target empuk. Media lewat telepon termasuk alat komunikasi yang paling mudah, cepat, dan mampu menjangkau target secara luas.

Gaya bicara si pelaku seakan dibuat berwibawa, terkesan menjanjikan dan benar adanya. Penyampaian informasi palsu yang berujung membuat target terkesima dan terlena itulah yang diharapkan si penipu. Serangan hipnotis semakin dilancarkan oleh si penipu tanpa disadari target yang bersangkutan.

Mengatasnamakan Taspen

Modus penipuan yang dialami keluarga saya, yakni penipuan mengatasnamakan Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen). Kemarin (7/5) deringan telepon rumah memecah siang hari yang panas dan terik. Percakapan di telepon berlanjut dipegang bapak saya, sebelumnya ibu saya yang mengangkat telepon pertama kali.

Pada waktu ibu saya yang mengangkat telepon, suara penelepon dari laki-laki, sedangkan si penelepon yang berbicara dengan bapak saya bersuara perempuan. Dari percakapan di telepon bisa ditebak suasana sekitar penelepon layaknya suasana di kantor sungguhan. Mereka mengaku dari BKN (Badan Kepegawaian Negara).

Selama bercakap-cakap di telepon, wajah bapak saya terlihat serius sambil mencatat sebuah nama dan nomor kontak di selembar kertas putih. Siapa gerangan yang menelepon? Akhirnya, bapak saya mengatakan kalau si penelepon itu penipu dengan modus penipuan mengatasnamakan Taspen.

Si pelaku melancarkan iming-iming uang bahwa keluarga saya memperoleh dana kesejahteraan pensiunan. Kakek-nenek saya memang pensiunan, namun keduanya telah wafat. Intinya, pembagian dana kesejahteraan pensiunan diberikan kepada pensiunan.

Lalu si pelaku menyuruh bapak saya menghubungi seseorang yang berinisial B dengan nomor telepon (021) 413xxxxx (diakui) dari pihak Taspen Cempaka Putih. Selanjutnya, orang yang berinisial B akan memandu proses penerimaan dana kesejahteraan pensiunan kepada sasaran yang dituju.

Cek telepon ke 108

Teliti dan cermat itulah bapak saya. Ia tidak menghubungi orang yang bernama B dan nomor kontak yang diberikan, melainkan menelepon ke 108 (Telkom Penerangan) untuk menanyakan nomor telepon Taspen Cempaka Putih. Nomor telepon Taspen Cempaka Putih yang diberikan 108, yaitu (021) 420xxxx dan (021) 424xxxx.

Bapak saya langsung menghubungi Taspen Cempaka Putih memakai nomor yang diberikan 108. Percakapan pun terjadi.

Bapak saya: “Apa benar Pak, ada pembagian dana kesejahteraan pensiunan?

Pihak Taspen: “Bohong, Pak. Itu bentuk penipuan.”

Bapak saya: “Oh, modus penipuannya memang seperti apa?”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun