Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Ekonomi Serba Salah

4 Desember 2012   02:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:13 196 0
Ekonomi Serba Salah ala Indonesia

Kondisi bisnis di Indonesia saat ini benar-benar sudah mengarah tidak kondusif.

Kalangan Pengusaha banyak mengalami kebingungan terkait pola kebijakanpenguasa. Penguasa sendiri seakan membela kepentingan rakyat.

Namun kebijakan yang ditempuh dalam prakteknya seakan tidak memperhatikan beban kalangan pengusaha.

Contoh nyata UMR di Jakarta yang meningkat jadi Rp 2,2 Juta per bulan. Sedang UMR di Bandung sekarang sekitar Rp 1.5 Juta per bulan.

Seorang pengusaha pabrik benang yang marketnya sangat besar di Indonesia serta telah berkecimpung di bisnis selama puluhan tahun dan memiliki karyawan ratusan orang sdh mengeluh terkait kenaikan UMR tersebut.

Diusianya yang sdh uzur, sekitar 80 tahunan, harus menghadapi kenyataan pahit tsb. Kalau mau bertahan, pabrik harus direlokasi ke wilayah Bandung supaya bisa ikut ketentuan UMR Rp 1.5 Juta. Namun dia sudah uzur dan anak-anaknya tidak ada yang berminat meneruskan usahanya.

Maklum, ada yang bilang bahwa jadi Pengusaha / Bisnisman di Indonesia sudah hampir mirip jadi pesulap. Kenapa saya setuju dengan paham tersebut, karena begitu kita jadi pengusaha, kita harus mampu mencipta
sesuatu yang bisa diterima market, harus mampu membayar gaji karyawan walaupun omzet penjualan tekor. Harus bisa tetap bayar THR, Bonus tahunan, pajak perusahaan yang tiap tahun cenderung meningkat. Padahal kondisi usaha saat ini berbanding terbalik dengan rumusan pajak.

Rumusan pajak adalah tiap tahun cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Sedang kenyataan di lapangan adalah prospek cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Kembali ke pengusaha pabrik benang yang sudah uzur tadi, menghadapi kondisi yang serba susah sekarang, sewaktu ditanya apa rencananya dalam menghadapi masalah UMR ini. Jawabnya sungguh miris, tidak mungkin memindahkan pabrik ke Bandung karena terlalu jauh baginya dan beliau sudah lelah berusaha serta ingin pensiun. Jadi rencananya ? Yang pasti cuma satu hal, yaitu segera mencari saat yang tepat untuk menutup usahanya dan segera menikmati masa pensiunnya.

Saya jadi merenung, andai dan sudah pasti banyak pengusaha yang sedang menghitung-hitung antara meneruskan usahanya atau menutup usahanya dibanding merelokasi usahanya. Jangan berpikir sampai memindahkan pabrik  ke China atau Vietnam yang UMR dan biaya operasionalnya lebih murah dan ekonomis, karena bakal lebih parah ejekannya. Dibilang nggak nasionalis lah, capital flight,  dan lain lain.

Jadi pikiran saya, mencari saat yang tepat untuk menutup usaha adalah solusi dan keputusan yang terbaik untuk saat ini.

Apalagi tahun depan (2013) sudah mulai masuk masa kampanye politik dan perekonomian bakal lebih melambat. Tanpa ada itikad baik Pemerintah untuk memikirkan dan memberikan kebijakan insentif yang menarik bagi kalangan dunia usaha, akan sangat sulit bagi kalangan pengusaha untuk bisa bertahan dan terus 'menambal kebocoran/defisit' modal yang cenderung terus tergerus saat ini.

Yang pasti saat ini, pelaku bisnis pasti setuju jika dibilang kondisi ekonomi kita saat ini adalah Ekonomi Serba Salah. Mau terus berbisnis juga salah, kalau tutup usaha dan memPHK karyawan juga merasa bersalah dan nggak tega.

Jadi benar-benar Ekonomi Serba Salah.

Firdaus Juven081513234190

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun