Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mengenal Teori Sosiologi Pengetahuan: Pemikiran Karl Mannheim

22 September 2022   08:20 Diperbarui: 22 September 2022   08:21 3264 0
Saya tinggal di sebuah desa yang sebagian besar warganya merupakan penganut Nahdhatul Ulama (NU). Berbagai macam kegiatan keagamaan yang juga merupakan tradisi, dilaksanakan secara rutin. Kegiatan tersebut seperti yasinan, tahlilan, pengajian selapanan, mujahadah, nyadran dll. Namun, kemudian masuklah aliran Muhammadiyah. Warga di desa saya yang sebelumnya homogen, beralih menjadi masyarakat heterogen karena adanya faham baru. Akibat perbedaan suatu kepercayaan, mulai muncul beberapa konflik antara NU dan Muhammadiyah. Salah satu konflik yang paling sering diperdebatkan adalah adanya perbedaan kebudayaan. Perbedaan budaya ini kemudian membuat konflik yang timbul semakin besar. Contohnya adalah kegiatan tahlilan yang dilakukan oleh masyarakat NU, dianggap bid'ah oleh Muhammadiyah, karena tidak ada tuntunan dari Rasulullah atau tidak ada dasar hukum yang kuat. Sedangkan, masyarakat NU beranggapan bahwa kegiatan tahlil adalah hal yang baik, karena merupakan sebuah tradisi membaca doa dan kalimat tertentu yang diambil dari Al-Qur'an yang bertujuan agar pahalanya sampai kepada seseorang yang telah meninggal. Konflik-konflik ini timbul karena perbedaan pengetahuan antara individu satu dengan yang lainnya. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat sekitarnya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun