Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pengabdian Masyarakat Melalui Desain Arsitektur Mushola di Desa Winong, Kecamatan Pati

2 Juli 2025   10:33 Diperbarui: 2 Juli 2025   10:33 134 0
Di tengah peran arsitektur yang kian luas, tidak hanya sebagai wujud estetika dan fungsi, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian sosial, lahirlah sebuah inisiatif sederhana namun bermakna: merancang sebuah mushola bagi masyarakat desa. Berangkat dari semangat ingin mengabdi melalui bidang keilmuan yang dimiliki, dua mahasiswa Arsitektur Universitas Negeri Semarang (UNNES), Fajrina Ramadhanti dan Achmad Safrudin, bersama mitra pelaksana lapangan dari CV. Adi Mukti, Chafid Faizin, menggagas sebuah karya desain yang tidak hanya memperhatikan keindahan dan fungsionalitas, tetapi juga merespons nilai-nilai lokal, spiritualitas, serta kemampuan masyarakat dalam membangun secara mandiri.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada perancangan mushola yang direncanakan akan dibangun di Desa Winong RT 13/RW 3, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Kehadiran mushola ini diharapkan menjadi ruang ibadah yang khusyuk sekaligus ruang sosial yang hidup bagi warga sekitar. Proses desain tidak dilakukan secara sepihak, melainkan tumbuh dari pengamatan lapangan, diskusi dengan warga, serta masukan teknis dari pihak pelaksana, sehingga menghasilkan karya yang membumi dan dapat direalisasikan secara bertahap.

Dalam pelaksanaannya, Chafid Faizin selaku koordinator lapangan dari CV. Adi Mukti memainkan peran penting dalam menjembatani ide desain dengan kebutuhan dan kemungkinan teknis di lapangan. Melalui kolaborasi ini, desain mushola tidak hanya menjadi sebuah wacana di atas kertas, tetapi benar-benar dipersiapkan untuk diwujudkan dalam bentuk bangunan yang fungsional dan bermakna bagi masyarakat.

Secara konseptual, mushola ini dirancang dengan pendekatan Arab Tradisional Modern Kontemporer. Fasad bangunan menampilkan elemen roster bermotif Arab-Islami yang memberi identitas religius sekaligus mengoptimalkan pencahayaan dan ventilasi alami. Atap bangunan mengadopsi bentuk Joglo Jawa sebagai simbol akar budaya lokal yang dipadukan dengan kubah kecil di bagian tengah bangunan, memperkuat karakter spiritual bangunan tanpa kehilangan kedekatannya dengan konteks lingkungan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun