Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Tips Mengelola Website Sekolah, Jangan Sampai Tampak Tak Terurus

17 Februari 2021   12:24 Diperbarui: 17 Februari 2021   12:29 199 5


Di era digital, lembaga pendidikan dituntut menyesuaikan diri, salah satunya memiliki website sekolah.

Website sekolah bisa digunakan untuk media informasi, basis data, dan juga media pendaftaran siswa baru. Memang butuh budget yang lumayan untuk pengadaan website sekolah, namun saat ini sudah banyak sekolah yang memiliki website.

Sayangnya, masih banyak yang terlihat tak terurus dengan baik, kecuali pas waktu PSB saja. Padahal sayang sekali, dengan budget yang tak murah, website sekolah harusnya bisa dimaksimalkan.

Bagaimana langkah-langkahnya?

Website sekolah setidaknya sudah memiliki "pasar" pengunjungnya tersendiri, yaitu siswa, guru dan para alumni. Itu pasar utama. Pasar lainnya adalah wali murid dan tentu masyarakat umum yang memerlukan informasi terkait pendidikan.

Nah, itu bisa dimaksimalkan bukan? Lalu apa saja yang bisa menjadi isi website sekolah? antara lain :

1. Informasi sekolah secara umum, terkait sejarah, struktur organisasi, fasilitas dan sejenisnya.

2. Data siswa, guru dan alumni.

3. Berita kegiatan sekolah.

4. Artikel pendidikan.

5. Opini yang bisa ditulis oleh guru, siswa dan alumni.

6. Profil siswa atau alumni yang inspiratif.

7. Foto-foto Epic sekitar lingkungan sekolah.

Tentu, untuk bisa menyajikan konten tersebut, akan butuh perjuangan tersendiri, bukan? Apalagi jika pengelolanya terbatas. Namun jika berkolaborasi, itu akan ringan disajikan kok.

Terpenting adalah melibatkan semua elemen. Baik, mari kita bahas satu per satu.

Pertama, website sekolah harus memiliki pengelola khusus sebagai operator dan admin. Mungkin jumlahnya cukup 2-3 orang, diluar tim teknis. Biasanya, untuk tim teknis, sekolah menggunakan jasa tim ahli untuk websitenya.

Namun operator atau admin bisa diambil dari unsur guru dan siswa. Terlebih, jika sekolah tersebut memiliki ekstrakurikuler Jurnalistik, atau setidaknya beberapa siswa yang punya minat dalam pengelolaan media sekolah.

Kedua, tim media bisa menghubungi alumni yang sekiranya bisa menjadi kontributor website, entah untuk menulis atau membuat konten grafis.

Tawarkan pada guru, siswa atau alumni yang ingin mengirimkan tulisan terkait pendidikan atau sekolah tersebut, bisa melalui email atau saluran lain.

Untuk guru, bisa dijadwalkan. Tentu ada banyak guru yang memiliki kemampuan menulis yang baik, kan? Bahkan jika perlu, para guru diwajibkan menulis opini berdasar mata pelajaran yang diampu, atau tema lain yang relevan dengan kebutuhan website sekolah.

Coba bayangkan andai dalam suatu sekolah, guru-gurunya pada menulis. Sungguh luar biasa, bukan?

Ketiga, pengurus OSIS atau Ekstrakurikuler Jurnalistik bisa diajak kolaborasi untuk mengisi artikel, konten, wawancara, liputan tentang sekolah. Mungkin sekolah punya majalah atau mading, namun tak ada salahnya jika hasil karya anak-anak Jurnalistik langsung diunggah ke website. Itu akan jadi kebanggaan tersendiri.

Keempat, seluruh siswa juga bisa dilibatkan. Misalnya, mengajak mereka memotret sudut-sudut sekolah dan diedit agar ciamik. Tentu mereka akan sangat senang, apalagi kini memang eranya.

Bahkan, mereka mungkin juga tertantang untuk membuat video konten dengan memanfaatkan lokasi sekolah.

Pentingnya memerhatikan website sekolah

Website sekolah itu menjadi kanal yang penting. Kadang dari isi website lah orang tua memutuskan sekolah anaknya, atau para siswa tertarik untuk melanjutkan sekolah di tempat itu.

Di era digital sekarang ini, website sekolah ibarat halaman depan atau beranda sekolah. Sebelum datang ke sekolah, melihat dalamnya, kadang banyak orang melihat websitenya dahulu.

Jadi website tidak boleh lagi dianggap remeh, harus dikelola dengan baik, jangan sampai terlihat tak terurus. (Afa)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun