Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Panorama Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin, Kalimantan Selatan

18 April 2013   13:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:00 3915 1

Menurut masyarakat Banjar, “Belum ke Banjarmasin jika belum mengunjungi Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin, Kalimantan Selatan”. Banjarmasin merupakan kota yang mendapat julukan sebagai kota seribu sungai, memiliki pasar tradisional yang sangat unik karena berada di atas sungai yaitu Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin, pasar ini berada di aliran Sungai Barito, sungai yang melintasi 2 provinsi di Kalimantan yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Untuk menikmati keunikan Pasar Terapung ini, kita harus bangun lebih pagi, karena jam operasional pasar terapung ini dimulai sejak shubuh hingga jam 08.00 pagi dan juga jarak tempuh yang cukup jauh dari kota Banjarmasin yaitu sekitar 45 menit dengan menggunakan perahu mesin atau yang biasa disebutmasyarakat sekitar dengan kelotok. Kita dapat menggunakan jasa kelotok dengan membayar sewa yang berkisar Rp. 70.000,- hingga Rp. 150.000,- (tergantung jumlah penumpang).

Sebelum menuju Pasar Terapung ini, bagi yang beragama Islam dapat terlebih dahulu melaksanakan shalat shubuh di Masjid Sultan Suriansyah, masjid ini merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan, masjid ini memiliki ciri khas khusus dengan ornamen khas banjar dan lokasinya juga yang sangat dekat dengan dermaga tempat penyewaan kelotok.

Sepanjang perjalanan menuju Pasar Terapung, tidak banyak pemandangan yang dapat dinikmati karena suasana masih sangat gelap, yang terlihat hanya kerlipan lampu dari rumah – rumah terapung yang berada di tepian sungai, kerlipan lampu perahu besar dari kejauhan dan bau air sungai yang bercampur dengan bensin. Udara dingin dan hembusan angin laut mengiringi perjalanan dan menambah rasa penasaran untuk kita segera tiba di Pasar Terapung.

Serunya bertransaksi di atas air ini, kita bisa langsung bertransaksi dari perahu ke perahu dan hal itu merupakan pemandangan yang sangat unik dan khas dari pasar terapung ini. Bagi pengunjung yang hanya ingin bersantai, bisa menikmati secangkir teh atau kopi hangat dan mencicipi makanan atau kue khas Banjar, sambil menikmati hilir mudik kelotok dan jukung serta riakan ombak yang menerpa kelotok yang kita tumpangi. Namun suasana pasar terapung ini tidak seperti suasana pasar yang biasanya ramai dengan para pedagang dan pembeli, pedagang tidak banyak terlihat dan barang-barang yang ditawarkan juga tidak banyak.

Setelah puas merasakan secara langsung aktivitas perdagangan di Pasar Terapung dan tentunya juga setelah mengabadikan moment melalui kamera, kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke dermaga. Pemandangan yang dapat kita temui adalah rumah-rumah terapung (rumah lanting), aktivitas atau kehidupan masyarakat yang tinggal di sepanjang tepian sungai. Terlihat kesibukan masyarakat, ada yang sedang berdagang, mandi, mencuci pakaian dan bahkan anak-anak yang sedang bermain.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun