Perempuan itu tersenyum menatap barisan awan yang berarak beriringan. Seraya membetulkan letak gaunnya yang tersingkap ke kanan, ia bergumam.
Sudah waktunya menanam hujan di pekarangan. Agar tak ada lagi airmata yang berhamburan hanya karena rasa kehilangan.
KEMBALI KE ARTIKEL