Sebagaimana umum dikatakan, mereka membuat baju seukuran badan dan kain yang tersedia. Mereka berupaya agar pengeluaran biaya sesuai dengan jumlah uang yang didapat.
Setiap keluarga seyogianya mengetahui, merencakan, dan menentukan prioritas kebutuhannya. Berpijak pada keadah tersebut akan dengan mudah dapat mengalokasikan uangnya untuk membeli berbagai barang kebutuhan.
Keluarga yang cermat selalu berusaha agar tidak sampai terjatuh dalam perangkap utang. Bagaimana pun utang tetap akan dibayar. Apalagi utang berbunga, semakin hari akan semakin mencekik.
Jadi, mereka akan selalu menghindari kesusahan yang tidak semestinya membayangi kehidupan mereka. Bahkan, jika suatu ketika kondisi ekonomi memburuk, seperti sekarang, kondisi ekonomi tak pasti. Mereka akan segera menyusun rencana mengatasi kesulitan tersebut dalam beberapa waktu.
Siapa pun tak akan mau menurunkan statusnya menjadi keluarga miskin hanya lantaran kecerobohan dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Sebaliknya, keluarga yang tidak mempedulikan masalah pengelolaan keuangan secara tepat, bersikap boros, dan hidup berlebihan, umumnya akan terjatuh dalam kebiasaan mengutang.
Demi memenuhi tuntutan pengeluarannya, mereka pun terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi. Disebabkan sudah terbiasa mengutang, mereka dengan enteng akan membeli barang-barang secara kredit.
Keluarga semacam ini tidak pernah terbebas dari kesusahan. Mereka menempuh jalan tersebut kadang-kadang justru membuat mereka tak mampu membeli kebutuhan pokok sehari-hari.
Keadaan demikian dapat terjadi bahkan terhadap keluarga yang pendapatannya agak lumayan. Mereka akan terjebak dalam keadaan sulit karena tidak memiliki rencana pengeluaran semestinya.
Orang-orang semacam itu merupakan korban kemewahan dan penampilan semu. Kesejahteraan keluarga bukan hanya bergantung pada jumlah uang yang diperoleh dan dibawa pulang ke rumah, melainkan juga membutuhkan pengaturan dan pengendalian pengeluaran yang tepat.
