Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kenek Pribadi Sang Jendral

15 September 2011   13:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:56 93 1
Saya terlalu sering terdian di dalam angkot

Memandangi bagaimana peraturan jalanan ada di atas Tuhan

Sebelah saya seorang renta beruban

Dia pun menatap keluar jendela merasakan bising dan sesak

Sirine yang terdengar membuat seluruh jalan raya dikosongkan

Pejabat teras gagah beserta sopir pribadinya lewat tanpa ada batas Tuhan

Kami hanya menunggu mereka lewat duluan

Terburu-buru karena sudah tidak tahan ingin tidur

Ini pagi yang aneh karena peraturan dilanggar untuk tidur di atas meja

Meja yang meraung-raung minta didengarkan

Kenek kami menyapa

"Pak Jendral, kok gak menggantikan mereka saja? Bapak kan jendral.."

Senyuman kecut muncul di ujung bibir teman seperjalananku itu

"Aku sudah berhenti jadi Jendral saat kalian bilang merdeka"

Ternyata dia orang gagah

"Biarkan aku tetap tidur di ranjangku dan tetap bisa mendengarkan kalian

Dengan begitu aku tidak perlu mematahkan peraturan

Mereka punya sopir pribadi, akupun punya kenek pribadi sepertimu

Kau bahkan selalu taat pada peraturan bukan?"

Senyuman sang kenek melebar

Rasa bangga menyebar saat merasa lebih baik dari orang gagah


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun