telah tertapak dalam undakan masa
derap-derapnya yang menggemerincing
pada pepontoh di sepasang kakinya yang mungil
telah melamur bersama tiap keping
mentari yang menjingga
Oh, puan yang agung
yang terlentuk dari lafaz langit
yang diukir sang malam serupa rembulan
adalah ia yang menganggun
menyusuri prominade
dari mute sekilau berlian
Oh, puan yang agung
yang terukir dari mahakarya langit
sungguhlah engkau serupa litani
yang mengalun dari dawai emas
sitar nurani nan menggaung abadi
sepanjang segala zaman
Sungguh
malam tak akan gulita
karena lentera dari sepasang bola matamu
senantiasa berpijar serupa gemintang
Oh, puan yang agung
sudilah engkau hadir
mengisi kalbu sunyi
dan menyaput dedebu
pada wajah sang sakai
di belantara basir pasir