Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Pilkada 2022, Risma-Gerindra Bikin Anies Undur Diri

23 Januari 2021   20:06 Diperbarui: 23 Januari 2021   21:38 419 11
REVISI Undang-undang Pemilu mengisyaratkan bahwa Pilkada serentak akan digelar pada tahun 2022 dan 2023. Gelaran Pilkada bareng Pilpres dan pemilu baru akan dilangsungkan pada Tahun 2027.

Pilkada tahun depan akan diikuti 101 daerah termasuk DKI Jakarta. Semula Pilkada DKI Jakarta dan seratus daerah diundur bareng Pilpres dan pemilu 2024. Namun, revisi UU Pemilu yang sudah masuk prolegnas 2021 ini menyebutkan Pilkada tetap digelar sesuai jadwal 5 tahunan.

Artinya sekitar satu setengah tahun lagi, Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung. Kurang lebih 500 hari ke depan akan berlangsung pilkada yang tenang dan damai tanpa pertempuran sengit. Pasalnya kontestasi calon di DKI Jakarta akan berubah total seiring kemesraan Prabowo dan PDIP.

Jika Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana Gerindra meneruskan perseteruan lama Pilpres 2014 dan kecewa atas Basuki Tjahaja Purnama maka pada tahun depan 2022 dipastikan perkawinan PDIP-Gerindra tak lagi ada rintangan.

PDIP tentu akan mencalonkan Tri Rismaharani. Apalagi, Risma sudah berhasil mencuri panggung dan mengacak-acak pertahanan Gubernur DKI Jakarta  Anies Baswedan di Ibukota.

Mantan Walikota Surabaya itu berhasil membuka mata publik bahwa masih banyak rakyat Jakarta yang hidup di kolong jembatan dan merana di emperan perkantoran megah dan menjulang langit di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta.

Strategi Risma membawa tunawisma alias gelandangan yang telah terlatih dari panti rehabilitasi Kemensos ke BUMN untuk mendapat pekerjaan adalah terbosan paten. Bahkan, hal ini membuat PKS seperti kebakaran jenggot.

Risma diperkirakan bakal disandingkan dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Pasangan ini tentu akan disambut antusias masyarakat. Apalagi, Riza sejak menjabat orang kedua di DKI berhasil memposisikan diri pada porsi bagaimana seharusnya seorang wagub bertindak, berucap, dan berperilaku.

Pemilihan Riza juga memberikan kepuasan bagi Gerindra karena pencalonan Anies pada Pilkada 2017 adalah suatu keputusan di detik-detik akhir, antara keterpaksaan mengingat Anies bukan kader dan titipan. Pemilihan Riza akan membuka peluang padanya untuk meningkat karir sebagai calon gubernur pada 2027.

Waktu satu setengah tahun bukanlah waktu panjang. Anies yang memiliki sejumlah janji kampanye tampaknya akan sulit mewujudkan seluruh janji-janji kampanye yang disampaikan pada 2017 lalu.

Diketahui setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mencalonkan diri sebagai cawapres kemudian mundur pada 11 Agustus 2018, Sandi tetap enggan kembali ke Balaikota mendampingi Anies. Hal itu membuat gerak capaian target kampanye berjalan tertatih, bahkan belum dimulai.

Akibatnya banyak kebijakan yang tampaknya bukan mengejar target kampanye tetapi malah melenceng dari upaya mensejahterakan rakyat. Misalnya, ajang balap mobil listrik Formula E 2021 dengan pagu anggaran hingga Rp 1,2 triliun. Anies pun lebih getol membuat jalur sepeda tetapi membuat jalan utama menyempit seperti di kawasan Cikini Raya.

Kemudian, posisi pengganti wakil gubernur bagai tertahan di Kebun Sirih hampir selama dua tahun. Fraksi PKS dan Gerindra saling menyandera. Pemilihan wakil gubernur bertele-tele dan membutuhkan waktu lama. Anies yang sendirian tampak kewalahan menjalankan tugas keseharian di tengah beban DKI Jakarta.  

Baru kemudian Ahmad Riza Patria berhasil memenangkan posisi wakil gubernur pada 14 April 2020.  Namun, saat itu, dunia juga Indonesia, terkena wabah pandemi Covid-19. Tak bisa dipungkiri perhatian dan sumber dana tersedot untuk penanggulangan Covid-19.

Sepanjang 2020 kebijakan Anies kerap kontra dengan keputusan pemerintah pusat. Namun, meski menjalankan kebijakan sendiri yang tak seirama dengan Pemerintah Jokowi tetapi angka penularan virus corona malah terus menanjak hingga kini.

Akibatnya sudah bisa ditebak berbagai target kampanye kian terbengkalai dan tidak terwujud. Sebut misalnya perumahan DP 0 persen, program OK OC, pengentasan kemiskinan, pencegahan banjir, semua menjadi wacana yang belum terwujud tidak hanya karena pandemi tetapi juga lantaran bagai belum dimulai.

Selain janji-janji kampanye yang kian sulit diwujudkan, Anies juga kehilangan penyokong utama dalam Pilkada 2017 lalu. Sebagaimana diketahui FPI telah dilarang.. Rizieq Shihab yang diharapkan bisa menjadi panglima justru mendekam di penjara setelah kembali di Tanah Air.

Layaknya berperang, Anies miskin dalam amunisi dan persenjataan. Bahkan, bisa dibilang sudah dilucuti sebelum pertempuran sesungguhnya. Anies yang bukan kader suatu partai makin membuat kelemahan itu kian nyata.

PKS dan Demokrat pasti akan berhitung ulang jika pilkada benar-benar dilangsungkan pada 2022. Koalisi Pemerintah dipastikan tetap solid memenangkan pasangan PDIP-Gerindra, seperti saat mencalonkan Gibran Rakabuming Raka di Pilwalkot Solo.

Tak bisa dihindarkan, bila nanti  Anies akan memutuskan tidak akan ikut Pilkada DKI Jakarta 2022.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun