Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen: Bejo dan Parto

23 Februari 2015   16:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:40 46 0
Bejo dan Parto sudah berteman sejak kecil tapi seperti ada magnet yang bersarang dalam diri mereka, magnet yang saling berlawanan. Meski sering mendapat banyak kejadian aneh setiap kali mereka jalan bersama tapi tetep mereka sering jalan bareng.

Pagi itu Bejo berangkat ke ladang dengan sumringah dia melintasi jalan setapak di kampunganya saat melintasi pos ronda langkahnya terhenti. Dilihatnya Parto yang masih meringkuk di pos ronda berselimut sarung dekilnya, suara dengkurannya masih terdengar jelas. Bejo hanya menggeleng saja dan berlalu dari tempat itu.

Parto yang masih terbuai mimpi tak sadar menjadi pusat perhatian orang yang lalu lalang melintasi tempat itu. Tak dihiraukanya ayam jantan yang beeteriak dari subuh. Dalam mimpinya Parto bermimpi bertemu seorang gadis cantik yang aduhai, dalam mimpinya gadis itu membelai pipinya dengan lembut tapi lama kelamaan belaian itu berubah menjadi tepukan di pipinya..makin lama semakin keras hingga terasa keras hingga membuat Parto terlonjak kaget..Belum juga hilang kagetnya dilihatnya nyaknya sudah mencak-mencak sambil mengyunkan sapu lidi yang dibawanya.

"Dasar lo ya...anak kagak beres lo ya nyak lo sendiri lo tarik-tarik..lo kira nyak mu ini jupe...kagak beres lo molor aja bikin malu...!" tampa menunggu komando lagi..Parto segera berlari meninggalkan nyak nya sebelum sapu nyak terbang dan nyasar ke tubuhnya dan tak dihiraukanya sandalnya yang tertinggal di pos ronda.

Malamnya Parto janjian sama Bejo untuk melihat keramaian malam minggu di lapangan desa. Setiap malam minggu lapangan desa memang di gunakan untuk acara pertunjukan seni dan hiburan. Bejo yang berdiri agak jauh dari panggung hanya diam melihat Parjo yang sedang asyik berjoget di tengah lapangan. Saat malam semakin beranjak naik mereka putuskan untuk pulang.. Saat mereka sedang berjalan pulang dari kejauhan mereka melihat sekelebat cahaya, semakin lama semakin jelas hingga kini yang tampak sebuah bola api yang melayang di udara... kontan saja Bejo dan Parto terlonjak kaget..seperti dikomando saja mereka berdua tiarap sambil melindungi kepala mereka saat bola itu melintasi kepala mereka..setelah bola itu berlalu mereka segera bangkit berlari sekencang-kencangnya dan bola api itu berbalik lagi mengejar mereka...membuat mereka mengerahkan seluruh kemampuan berlarinya dan byuur...mereka sukses masuk ke dalam empang

"Gila....apa tidak salah liat ya tadi.."Bejo masih ngos-ngosan mencoba keluar dari empang meski agak ragu..

"Dari mana tadi ya...apa karena sekarang musim pemilu jadi pada suka main bola api dari pada bola kaki?" Parto duduk di pinggir empang..diciumnya badanya yang kini sudah mirip bau ikan, sisa minyak wangi nyong-nyongnya dah hilang...

"Mana ku tau...lo sih..kebanyakan domino jadinya di kejar kayak gituan..jadinya apes kan sekarang..." Nafas bejo masih ngos-ngosan

"Aku tadi bukan takut...tapi karena kaget jadinya aku ikutan lari ngejar kamu..coba kalau aku ndak kaget sudah pasti sudah ku tendang bola tadi kembali ke pengirimnya biar pada gosong tu yang ngirim" kata Parto dengan mantabnya

Dan tiba-tiba...wuuus...plung...

"Waaaa...aaa.." teriak mereka bersamaan, .

Sebuah bola api mendarat tepat di depan mereka dan meski bola itu sudah masuk ke air tetap saja masih menyala, kontan saja membuat Parto dan Budi kaget setengah mati dan akhirnya mereka sukses jadi pelari malam untuk yang kedua kalinya.

Bejo tampak asyik menikmati sarapan nya sesekali dia mengambil ubi rebus diatas meja. Parto lari tergopoh-gopoh menuju rumah Bejo

"Wuih....sejak kapan lo jadi hobi lari maraton, To?" Bejo tersenyum melihat Parto yang ngos-ngosan.

"Nanti malam kita liat pasar malam lagi ya" Parto masih sibuk mengatur nafasnya.

"Ogah...setiap kali jalan ma kamu pasti bawaannya apes terus..." Bejo melengos..

"Ah...itu hanya kebetulan saja...." Parto mendekati Bejo

"Kebwtulan gimana...dulu waktu kita ngamen bareng belum juga dapat rejeki sudah di uber-uber satpol dan akhirnya di garuk ma bencong-bencong lampu merah...hiiii..." Bejo jadi sewot.

"Kali ini kagak..pasti aman dech..." Parto tampak yakin.

"Aman apaan...semalam aja kita dah hampir gosong gara-gara bola api itu.." Bejo mendesah pelan.

"Tenang saja aku sudah dapat penangkal nya..pak de kubitu dukun no 1 dia itu..." kata Parto sambil mengangkat jempolnya

"lihat ini...kalung ini penangkalnya..kita akan aman" Parto memamerkan kalungnya.

Bejo melihat kalung Parto. Menurutnya kalung itu lebih mirip kalung metal daripada jimat.Bejo menepuk jidatnya.

Suara musik mengalun membuat yang datang juga ikut bergoyang senggol..Bejo dan Parto duduk di bangku yang agak jauh dari keramaian. Dari tempat mereka duduk mereka dapat mengawasi lalu-lalang orang yang lewat di depan mereka

"Wuih...ramai ya..." kata Parto yang tampak asyik memperhatikan cewek-cewek yang asik bergoyang.

"Benar...udaranya dingin...jadi merinding nich" Bejo melipat tangannya di dada.

"Jo....cewek cakep jo....mantab.." kata Parto sambil menunjuk kearah seseorang. Mereka berdua serentak memandang ke arah cewek tadi, tampa disadari mereka mengamati dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Manusia...." kata Bejo dan Parto bersamaan setelah tau gadis itu menginjak tanah..

"Untung bukan kuntilanak.." kata budi sambil tersenyum.

"Emang kenapa kalau kunti...kata orang kalau ada kunti trus kita getok kepalanya pake paku dia akan berubah jadi manusia" Parto tampak semangat sekali.

"hiii....ogah ah...emang lu mau nikah ma kunti?" Bejo jadi merinding..

"Mau....aku sudah siapin nich" Parto mengeluarkan paku dari dalam kantongnya.

"Kalau aku ketemu kuntilanak akan kugetok kepalanya pake paku trus kalau sudah berubah jadi manusia bakalan tak jadiin istri" Parto makin semangat

"Ah...yang bener bang?" seorang gadis menepuk punggung Parto.

Kontan saja Bejo dan Parto melihat ke arah sumber suara.. dan dilihatnya seorang gadis berkulit putih dan mengenakan baju putih longgar, rambutnya panjang tergerai dan juga wajahnya yang tampak pucat itu tersapu sinar lampu yang temaram.

"Waaaa......" teriak Bejo dan Parto bersamaan. Tampa di komando lagi mereka langsung lari terbirit-birit menabrak apa saja yang ada di depan mereka.

Marni hanya bengong saja melihat kelakuan dua pemuda itu padahal dia hanya ingin menyapa dan minta bantuan dua cwok itu untuk mengantarnya pulang karena masuk angin dan tangannya sudah mulai dingin karena terkena terpaan angin malam..

Murni duduk dengan lesu sambil memandang kedua pemuda yang lari tunggang-langgang sebelum akhirnya mereka menghilang di gelapnya malam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun