Coronavirus, Mengapa Kita Tak Pernah Belajar dari Masa Lalu?
30 Maret 2020 12:02Diperbarui: 30 Maret 2020 12:042711
CORONA. Sudah pasti ia menakutkan, ia menjelaja cepat pada jiwa-jiwa yang rapuh. Bagaikan sepoi angin yang menabrak pohon-pohon dan tubuh-tubuh yang berkeliaran di luar sana. Bagaikan sinyal smartphone yang mengirim pesan corona itu sendiri. Bahkan, ia seperti hantu yang mengalahkan Malaikat Maut, yang setiap saat bisa saja mencabut nyawa kita---di manapun dan kapanpun dan saat ini bisa saja melampaui defenisi cinta kematian sebagaimana puisi Aslan Abidin "Tak ada yang mencintaimu setulus kematian". Saat ini berubah menjadi "Tak ada mencintaimu setulus corona".
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.