Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kausalitas

17 Maret 2012   02:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:56 779 0
Teori kausalitas, mudahnya kita mengenalnya dengan teori sebab akibat. Kita kenyang karena kita makan, kehausan memaksa kita untuk minum, dan seterusnya. Cukup simple,kan.

Beberapa kali sempat terpikir, apakah harus ada sebab hingga terjadi akibat dan haruskah yang kita lakukan menyebabkan sesuatu terjadi. Untuk beberapa hal ini benar tapi ada hal lain juga yang juga tidak cocok. Contoh saya di atas mungkin cocok, seseorang kenyang setelah dia makan, dan dahaga terhilangkan karena ia minum air.

Saya setuju saja dengan teori kausalitas. Setiap sebab menghasilkan akibat. Namun adakalanya kita salah menyimbulkan sebab dan salah mengharapkan akibat. Bak bermain squash, kita memukul bola ke suatu arah dan berharap memantul ke arah yang kita inginkan. Tak disangka bola malah terpelanting ke atas mungkin oleh sebab yang lain. Disinilah ada campur tangan takdir atau ketentuan Allah dari segala sebab yang kita buat.

Pernah ke dokter atau pernah sakit? Berobat ke dokter adalah usaha menemukan sebab dari penyakit, sering dokter satu berbeda pendapatnya, berbeda pendapat tentu berbeda obat. Maka sering orang bilang, yuk cari second opinion! Ternyata konklusi seseorang terhadap sebab berbeda-beda. Sikap yang kita ambil terhadap setiap pemecahan sebab akan mendatangkan akibat yang berbeda.

Disinilah obat dari segala masalah. Menemukan sebab yang tepat dan memberi solusi yang tepat adalah solusinya. Tetap dengan syarat dan ketentuan berlaku. Bahwa jangan lupa meminta pertolongan Allah dan menyerahkan segala akibatnya kepada Allah.

Setiap solusi kadang kita sudah mengetahuinya, bertanya kepada yang lebih tahu adalah upaya meyakinkan diri kita terhadap solusi yang kita ambil. Berbagi masalah adalah kebutuhan seseorang, karena memang manusia suka mengeluh, namun adakalanya masalah cukup kau tumpahkan pada-Nya dan memohon petunjuk kepada-Nya. Jangan pernah menyalahkan takdir. Cukup lah Desi Ratnasari menyalahkan takdir dan jangan kita ulangi dosa itu.

Segala kekecauan bahasa tulisan ini adalah mutlak kesalahan penulis. Wallohu'alam.

(yie)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun