Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Beda Pendapat Donald Trump dengan Komunitas Intelejen AS tentang Asal Muasal Virus Corona

1 Mei 2020   17:57 Diperbarui: 1 Mei 2020   17:54 110 13
Polemik asal muasal virus Corona menghiasi pelbagai media dan opini para pemimpin di dunia. Opini awal mengatakan bahwa sumber utama virus Corona ini berasal dari kelelawar. Kelelawar menjadi salah satu bahan makanan eksotik yang dijual dan dikonsumsi di pasar Kota Wuhan, China.

Kota Wuhan sendiri merupakan tempat pertama kasus virus Corona muncul, menyebar dan menjangkiti manusia pada bulan November 2019. Dari kota Wuhan, virus Corona menyebar ke pelbagai wilayah dan negara. Sampai saat ini, virus Corona ini sudah menjadi pandemi global.

Opini lain juga mengatakan jika virus Corona merupakan ciptaan dan rekayasa manusia. Bahkan ada pula yang beropini kalau virus Corona merupakan senjata biologis yang diciptakan. Opini ini sendiri masih sebatas spekulasi dan bisa berdasar pada kepentingan tertentu serta tidak sesuai dengan fakta.  

Di tengah pelbagai opini itu, Direktur intelejen Nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa tidak ada bukti jika virus Corona merupakan buatan manusia atau direkayasa oleh manusia. Pernyataan ini tentunya berseberangan dengan opini yang pernah disampaikan oleh Donald Trump. Dalam mana, Donald Trump menilai kalau virus Corona merupakan produk tangan manusia yang tercipta di laboratorium milik China (BBC.com 1/5/2020).

Walau demikian, pihak intelegen AS masih tetap berupaya untuk meneliti lebih jauh apakah virus Corona masih mempunyai hubungan dengan hewan ataukah akibar dari sebuah kecelakaan yang terjadi pada laboratorium di China.

Pernyataan dari komunitas intelegen AS seolah tidak digubris oleh Donald Trump. Berseberangan dengan pendapat komunitas intelejennya sendiri, Donald Trump malah membuat tudingan kepada China.

Trump menyatakan kalau dia sudah melihat bukti yang meyakinkan jika virus Corona muncul di laboratorium China (CNN.com 30/4/2020). Bahkan Donald Trump menilai wabah virus Corona sebagai upaya pemerintah China untuk menggagalkan pemilihannya kembali sebagai presiden AS pada bulan November mendatang.

Relasi antara pihak komunitas intelegen AS dengan Donald Trump tidak terlalu bagus. Itu sudah terjadi semenjak Trump memulai tugasnya sebagai presiden AS. Tidak jarang, Trump menggarisbawahi upaya intelegen AS untuk menggagalkan kampanyenya dan kesempatannya sebagai presiden di pemilu tahun 2016 silam.

Selain itu, di awal masa tugasnya sebagai presiden, Trump secara rutin mempertanyakan asesmen dan pencapaian dari komunitas intelejen, terutama prihal keterlibatan Rusia dalam pemilu presiden.

Melansir berita dari BBC.com (1/4/2020), Donald Trump menolak asumsi dari agen intelegennya sendiri tentang asal muasal virus Corona. Menurut presiden Paman Sam ini bahwa dia sudah mendengar pelbagai berita dan cerita kalau virus Corona berasal dari laboratorium di Kota Wuhan, China.

Seperti yang dilaporkan dalam The New York Times, salah satu staf senior di gedung putih meminta kepada komunitas intelejen AS untuk melakukan investigasi mengenai apakah virus itu berasal dari laboratorium  penelitian di Wuhan ataukah tidak.

Pihak intelejen juga ditugaskan untuk memastikan apakah China dan WHO menepikan informasi tentang virus pada awal kemunculannya. Staf ini yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan hal itu pada NBC News (Aljazeera.com 30/4/2020).

Sejauh ini, komunitas intelejen menyimpulkan kalau virus Corona bukanlah buah tangan manusia atau hasil modifikasi gen virus tertentu. Meski opini ini belum final, yang mana masih memerlukan penelitian lebih lanjut, pernyataan ini sudah membahasakan perbedaan opini antara Trump dan komunitas intelejen AS.

Sejauh ini, Trump adalah salah satu pemimpin yang begitu vokal menuntut tanggung jawab China dalam penyebaran virus Corona. Sekertaris negara AS, Mike Pompeo juga satu kaki dengan Donald Trump.

Pompeo bahkan mendesak China untuk membiarkan para ahli dari luar untuk masuk ke laboratorium di Kota Wuhan. Tujuannya untuk mengetahui dari awal persisnya dari keberadaan virus Corona.

Banyak ilmuwan yang sudah mengatakan kalau virus Corona muncul dari kelelawar. Sebaliknya, beberapa politikus AS menuding salah satu lembaga yang dikelolah oleh Akedemi ilmu pengetahuan China. Akademi  ini dinilai melakukan penelitian tentang virus SARS, menemukan virus kelelawar baru dan menemukan bagaimana virus itu menjangkiti manusia.

Para ofisial di kedutaaan AS di Beijing sempat menaruh perhatian pada keamanan dari laboratorium itu di tahun 2018. Tetapi mereka tidak menemukan bukti kalau virus Corona berasal dari laboratorium ini.

Pemerintah China sendiri mengatakan kalau tuduhan pemerintah AS merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan tak beralasan. Juru bicara kementerian luar negeri China, Gen Shuang bahkan mengatakan kalau laboratorium yang dituduhkan itu memberlakukan prosedur keamanan yang cukup ketat.

Lebih jauh, kepada negara-negara yang menuding China, Shuang meminta mereka untuk fokus dan lebih baik mengontrol situasi pandemi di negara mereka sendiri (Aljazeera.com 30/4/2020).

Tuduhan kerap menciptakan sebuah gap dalam sebuah relasi. Tuduhan itu akan menjadi cair kalau fakta diluruskan atau diterangkan kepada publik.

Komunitas intelejen AS menerangkan kalau virus Corona bukanlah buatan manusia. Tetapi, apakah hasil intelejen itu memuaskan semua pihak dan meruntuhkan tuduhan selama ini? Presiden AS, Donald Trump sendiri masih meragukan pendapat dari pihak intelejennya sendiri.

Perbedaan opini memang sulit dihindarkan di tengah situasi pandemi. Tetapi yang paling penting, perbedaan opini ini tidak mengorbankan masyarakat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun