Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

"What If..."

21 Agustus 2014   18:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:57 67 0
"Sob, udah liat berita belum?"

"Berita apaan, Wan?"

"Itu katanya Jakarta udah SIAGA 1! Terus katanya hari ini bakalan ada demo besar-besaran di MK!"

"Ooohhh... kirain berita apaan..."

"Kok elo tenang banget sih, sob? Ga panik kayak orang-orang?"

"Yaelah ngapain panik coba? Isu rusuh tuh udah ada dari Pemilu 9 Juli kemaren! Tapi nyatanya sampe sekarang baik-baik aja kan? Nggak ada tuh kerusuhan kayak tahun 1998 yang katanya bakal kejadian lagi gara-gara ada Capres yang nggak terima hasil Pemilu?!"

"Iya sih, Sob..."

"Itu semua cuma isu. Isu untuk bikin rakyat takut, panik, dan parahnya semakin terpecah belah... Gue sebagai salah satu rakyat Indonesia, yakin banget kalo sebenernya rakyat yang lain masih cinta damai. Mereka juga masih pada mikir kali... kalo sampe mereka bikin rusuh atau terlibat dalam kerusuhan, hidup mereka sendiri yang bakalan tambah susah!"

"Hahaha... bener juga elo, Sob! Gue sendiri walopun Capres yang gue dukung kalah, ga kepikiran sama sekali buat ikut demo. Gue lebih baik mikirin nasib keluarga gue. Gimana caranya gue dapet kerjaan yang layak dan bisa bahagiaan keluarga gue..."
Mereka berdua pun tertawa. Menertawakan pembicaraan mereka yang terlalu naif.
"Wan, pernah kepikiran nggak sih kalo semua ini udah ada skenarionya?"

"Wah, Sob... gue suka nih kalo elo mulai ngebahas teori konspirasi kayak gini... Jadi teori elo kali ini apa?"

"Coba itu diperhalus sedikit bahasanya. Bukan konspirasi... tapi skenario..."

"Iya...iya... bebas! Terserah apa kata elo. Jadi sekarang skenarionya apa, Sob?"

"Elo kebayang nggak sih kalo Seandainya Prabowo sengaja mencalonkan diri jadi Capres sebagai strategi supaya Jokowi yang terpilih jadi Presiden?"

"HAH?!? Maksud elo? Nggak ngerti nih gue, Sob..."

"Nih ya, yang majuin Jokowi jadi Gubernur Jakarta siapa?"

"PDI-P ama Gerindra"

"Yang paling gencar iklannya pengen nyalonin diri jadi Presiden, dari kedua partai yang ngusung Jokowi siapa, Wan?"

"Dua-duanya. Megawati juga sering ngiklan tapi gue lebih sering denger di Radio. Kalo di TV sih gue lebih sering liat iklan Prabowo. Gue inget banget waktu Kampanye Gubernur, si Prabowo ikut nongol di iklan kampanye untuk Jokowi"

"Nah, mereka berdua.... maksud gue si Megawati-Prabowo pernah punya visi yang sama bukan?"

"Pernah nyalonin diri jadi Capres & Cawapres di Pemilu 2009? Maksud elo itu, Sob?"

"Yup... Dari situlah mulainya 'duet maut' Prabowo - Megawati. Nah, terus tahun ini, sebelum Pemilu Legislatif (9 April), siapa aja yang blak-blakan pengen nyalonin diri jadi Capres?"

"Ada banyak sih... Yang niat iklannya sih ada Wiranto sama ARB. Kalo yang gelagatnya pengen jadi Capres tapi ga ngiklan ada Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Mahfud MD, Rhoma Irama..."

"Terus kenapa ujung-ujungnya cuma Prabowo aja yang ngajuin diri jadi Capres?"

"Ya kan... berdasarkan hasil Pemilu Partai Gerindra termasuk yang paling banyak memperoleh suara. PDI-P jg termasuk Partai dengan perolehan suara paling banyak. Eh tapi, Sob... kenapa bukan Megawati yang nyalonin diri jadi Capres?"

"Nah itulah pinternya Megawati! Dia tau kalo dia yang nyalonin diri pasti nggak bakalan menang. Karena dia udah punya pengalaman dari Pemilu sebelumnya!"

"Iya juga ya... lha terus kenapa si Prabowo tetep keukeuh nyalonin diri jadi Capres?? Ahhh... elo bikin gue jadi kepikiran, Sob!"

"Hahaha.... woles, Wan. Jadi kalo menurut gue Skenario-nya seperti ini:

Sejak kegagalan Pemilu 2009, akhirnya 'Duet Maut' Prabowo & Megawati berusaha cari cara agar mereka tetep memegang pemerintahan Indonesia walopun mereka ga secara langsung jadi Presiden. Alhasil muncul istilah 'Presiden Boneka'. Berhubung masyarakat Indonesia semakin pintar, Megawati dan Prabowo juga harus pintar mencari 'boneka' yang bisa disukai sama rakyat. Dan beruntunglah ada kader Joko Widodo di kubu PDI-P dan kader Basuki Tjahya Purnama di kubu Gerindra. Jadi lahirlah kembali 'pasangan generasi ke-2' dari PDI-P & Gerindra. 'Pasangan' ini sangat berhasil menarik hati rakyat, terbukti dengan dipilihnya mereka menjadi Gubernur & Wakil Gubernur Ibukota Indonesia, Jakarta.

Muncul pertanyaan gue... Kenapa 'pasangan' ini dihadirkan di Jakarta? Dan gue pun akhirnya sadar kalo segala pusat informasi dan pemerintahan ada di Jakarta... Jadi lebih mudah buat kamera media menangkap kinerja 'pasangan' ini. Warga daerah lain yang ngeliat media jadi iri donk... mereka juga mau punya pemimpin seperti Joko Widodo. Biar adil, biar semua daerah ngerasin kepemimpinan Joko Widodo, gimana kalo jadi Presiden aja?
Ngeliat antusias rakyat yang ingin Joko Widodo jadi Presiden Indonesia berikutnya, nggak disia-siain ama Partai yang menaunginya, PDI-P. Megawati yang tau diri kalo dirinya nggak bakal menang di Pemilu tahun ini, langsung menunjuk Joko Widodo sebagai Capres dari partai PDI-P...

Dari Gerindra tetap memajukan Prabowo sebagai Capres dengan segala track recordnya yang kurang baik di masa Orde Baru. Cukup cerdik menurut gue. Pilihannya adalah kembali ke Orde Baru atau membentuk pemerintahan yang bener-bener Baru. Rakyat yang trauma dengan Orde Baru pun pasti ogah milih Prabowo. Ditambah pembagian koalisi yang cukup jenius! Orang-orang yang cukup bermasalah dimasukin ke kubu Prabowo, sementara orang-orang baru yang nggak bermasalah dimasukin ke kubu Jokowi. Orang jadi mikir ulang untuk milih Prabowo: Pelanggaran ham, ditambah lumpur lapindo, mafia migas, dan penguasa media jadi satu, bikin orang malas milih Prabowo. Dan elo liat sendiri skenario ini berjalan dengan sangat baik bukan, Wan?"

"Kenapa Basuki Tjahya Purnama nggak sekalian dicalonin jadi Cawapres, Sob?"

"Bagi-bagi tugaslah, Wan. Ahok tetep untuk Jakarta sambil menyiapkan diri maju jadi Capres di Pemilu tahun 2019 nanti.  Semua udah diatur sama si "duet maut'.

"Jadi...maksud elo... semua udah direncanain? Termasuk koalisi partai? Siapa-siapa aja yang harus ada di kubu Prabowo atau Jokowi? Btw, kalo semua udah direncanain... terus ngapain sampe ke MK segala?"

"Biat lebih dramatis, Wan. Dan menurut gue, ini termasuk Improvisasi yang luar biasa hebat! Orang jadi nyangka kalo Prabowo bener-bener berambisi jadi Presiden Indonesia. Rakyat yang awalnya ngedukung dia jadi sebel ngeliat tingkah Prabowo yang nggak mau kalah dan mengakui kekalahannya. Prabowo bener-bener bertindak sebagai kubu yang sangat egois, sementara Jokowi sebagai kubu yang legowo. Sengaja dibuat demikian, jadi rakyat ngerasa kalo Jokowi emang pantas jadi Presiden berikutnya."

"Hmmmm....bisa gitu ya, Sob! Gokil banget kalo emang ini skenario! Terus menurut elo ending dari skenario ini gimana, Sob?"

"Skenario politik mah never ending story, Wan. Akan terus berlanjut. Tapi kalo untuk skenario Pemilu 2014 ini sih... Jokowi-JK jadi Presiden dan Wakil Presiden terpilih dimana mereka digerakkan oleh 'duet maut' Megawati & Prabowo. Koalisi yang ada saat ini dibuat 'seolah-olah' pecah - padahal sebenernya karena peran koalisi udah selesai. Para koalisi tinggal menunggu 'bagian' dari skenario yang udah berhasil mereka mainkan aja."

"Jadi maksud skenario elo itu adalah: Megawati dan Prabowo adalah Presiden dan wakil presiden yang sesusungguhnya. Dimana Prabowo harus mengorbankan dirinya sendiri biar Jokowi-JK jadi 'boneka' yang menjalankan pemerintahan 2014-2019. Intinya gitu, Sob?"

"Yup. Gimana menurut elo? Cukup masuk akal kan, Wan?"

"Masuk akal banget sih, Sob... cuma gue nggak kebayang aja kalo skenario ini beneran kejadian. Ngeri banget gue bayanginnya..."

"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, Sob. Apalagi dunia politik yang semua negara berhubungan satu sama lain. Pasti ada Organisasi besar yang ngatur ini semua..."

"Siapa? Illuminati maksud elo, Sob?"

"Bisa jadi. Gue juga nggak tau pasti, Wan. Yang perlu elo inget nih, Wan...Satu hal yang pasti: Manusia bisa bikin skenario yang dahsyat banget. Tapi tetep aja nggak ada yang bisa ngalahin betapa Maha Besar Skenario yang udah diatur Oleh Yang Maha Kuasa. Jadi elo nggak perlu takut..."

"Bener juga elo, Sob! Emang elo temen gue paling jenius sekaligus religius! Udahan ah ngobrol beratnya. Gue laper nih, yuklah makan..."

Sobat dan Kawan pun bergegas meninggalkan meja yang jadi tempat favorit untuk diskusi mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun