Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Penyapu Jalan dan Deru Kereta Dini

1 Agustus 2020   02:03 Diperbarui: 1 Agustus 2020   02:01 217 9
Di mana tempat sepi dijumpai?

Aku menjumpai di tempat-tempat riuh dan tergesa
Di antara deru kereta yang berlari dan penyapu jalan yang menghindari pagi

Sepi itu berlari di sambungan-sambungan rel
Tergesa merambati bantalan-bantalan rel

Apakah kau mengira sepi berada di tempat sunyi?

Tidak, sepi melenggang di tempat-tempat riuh
Seperti deru kereta api melalui simpang dengam sirene yang meraung-raung

Begitulah sepi melintasi hari

Sepi juga meliuk di antara suara-suara ujung sapu yang menggaruk keras kepala aspal
Terburu di antara laju roda-roda yang menuju entah ke mana
Terburu diselesaikan sebelum pagi tiba

"Sertakan sebait doa untukku," pinta seorang karib di selatan

Malam ini, sepi juga melalu-lalang di senyap dini

"Teruslah berbisik kepada Bunda Maria," kataku kepada sahabat di sisi barat
"Sentuhlah berulang setiap bulir rosario harapan," gumanku semakin lirih

"Alunkan syair-syair dzikir meski malam terasa lebih gelap," pintaku kepada karib di selatan

Kereta terus menderu
Suara sapu terus melawan aspal-aspal yang keras kepala

Srek!
Srek!
Sreekk!

Keringat dingin melangit beradu cepat dengan asap-asap knalpot

Mestinya aku di selatan
Mestinya aku di barat
Tetapi aku hanya di sini, menatap langit-langit dalam pendar yang semakin memucat dan terus memudar

"Aku sudah batuk," kata karib di selatan, dalam kalimat pendek yang terasa panjang

"Aku menunggu hasil tes tiga hari lagi," kata sahabat di barat, tiga hari yang pasti terasa sangat lama

Srek!
Srekk!
Sreekkk!

Ujung sapu terus menggaruk aspal-aspal yang keras kepala
Kereta berikutnya sudah tergesa menyusul kepergian sebelumnya

Srek!
Srekk!
Sreekk!

| Kalasan | 1 Agustus 2020 | 01.20 |

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun