12 Juli 2023 09:41Diperbarui: 12 Juli 2023 09:471812
Walau hujan di bulan Desember cukup deras, tapi tak sederas air mata Meisa menangisi kepergian suaminya Kinto. Ia meratapi jasad suaminya ketika dimasukan ke liang kubur. Serpihan tanah yang ia taburkan menyertai Kinto perlahan menghilang bersama peti yang membungkusnya. Semai bunga yang ditabur tak seindah dan semerbak kasih sayang suaminya. Meisa lama tak beranjak, sampai kemudian tangis anaknya memanggil. Sampai akhirnya adik perempuan yang menemani merawat suaminya, memopoh Meisa menjauh dari liang kubur. Ia tidak menyangka kepergian Kinto begitu cepat.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.