Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Rikzaku Al Fatih

26 Oktober 2020   02:55 Diperbarui: 26 Oktober 2020   03:17 84 2
Sebagai ibu selalu menghadapi masa-masa tegang ketika bersama anak. Ketika anak sakit, pas anak rewel hingga tantrum, waktu anak ada masalah dengan temannya maupun ketika ada suatu perilaku anak yang harus segera di perbaiki.


Ibu tertawa ketika melihat tingkah anaknya yang lucu. Ibu akan merasa bangga ketika anaknya berprestasi. Ibu merasa sedih ketika anaknya sakit dan terluka. Apalagi bila berperilaku tak sesuai dengan apa yang diajarkan agama.


Hati ibu selalu berjaga walaupun dalam keadaan tidur. Hati ibu selalu mengembara memikirkan akan jadi apa anak-anaknya kelak ketika dewasa.


Sanggupkah anak-anaknya menaklukan dunia ?


Pada awal tahun 2009 lahir anakku yang keempat Rikza Muhammad Al Fatih Dari nama itu kami berharap dia menjadi orang yang lembut berakhlak seperti Rosulullah Muhammad dan bisa menjadi Sang Penakluk. Terutama bisa menaklukan dirinya sendiri agar bisa menaklukkan dunia.


Membersamai seorang anak tak selalu mulus, akan ada perasaan yang teraduk-aduk dan teriris-iris. Selalu ada air mata yang membanjiri dan peluh yang mengalir. Percayalah, orang tuamu dulu pun begitu ketika membesarkanmu.


Diantara tingkah polahnya pasti ada salah satu atau beberapa yang tak terlupakan. Begitu juga Rikzaku, sekitar usia dua tahun ada ungkapannya yang kuingat selalu.


Sering dia memperhatikan dua bola mataku, lalu ia mendapati gambar dirinya ada di bola mataku. Di pantulan bola matanya yang tergambar di bola mataku pun ada bola matanya yang di dalamnya ada diriku.


Rumit kan ?
Ayo coba pahami dan bayangkan


Makanya selalunya lama dan lama ketika ia memperhatikan bola mataku. Setelah ia menemukan diriku dan dirinya di bola mataku, ia kan berkata :


“Ummi, Rikza cinta ummi karena Alloh. Di mata Ummi ada Rikza, di mata Rikza ada Ummi.”


Memori tentang tingkahnya yang manis seperti ini selalu ku putar ulang dalam benakku ketika ia sedang rewel dan susah untuk di beri masukan. Ketika tangisannya tak berhenti tak bisa di nasihati.


Ketika usilnya menjadi-jadi tak terkendali. Kubayangkan dirimu yang lucu dengan mata berbinar dan suara yang jernih mengulang-ulang kata-kata itu.


Tak lupa ku perintahkan seluruh indraku untuk memproduksi hormon cinta yang terpancar pada wajahku, bersinar di mataku, menggerakkan kedua tanganku mengelusnya lembut dan penuh perasaan.


Semua ini kulakukan agar setan tak masuk ke dalam aliran darahku, tidak merona dalam merah wajahku dan gagal menjelma dalam teriakan suaraku serta batal menyusup ayunan tanganku memukul tubuhnya.

Rikza, Ummi cinta Rikza karena Alloh juga. Bisik hatiku berkali-kali.

#celotehummi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun