Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Apakah KMP dan SBY Akan Jegal Jokowi??

13 Oktober 2014   22:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:11 136 0
Guru Besar Universitas Indonesia Thamrin Amal Tamagola dalam konferensi pers Megawati Institute di kantor Megawati Institute, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat pada Rabu, 8 Oktober 2014 melemparkan 2 isu terkait pelantikan Jokowi..

Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang rencananya akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 pada 20 Oktober 2014, menurut Thamrin, akan dijegal Koalisi Merah Putih (KMP) yang sudah menguasai pemimpin DPR dan MPR.

Masih menurut Thamrin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) disinyalir melakukan manuver untuk membatalkan pelantikan Jokowi-JK.

Hadir dalam konferensi pers itu, Koordinator Megawati Institute Arif Budimanta, Ekonom Sri Adiningsih dan Aktivis Fadjroel Rachman.

“SBY bisa saja melakukan manuver menjelang pelantikan Jokowi-JK sehingga pelantikan tersebut tidak jadi. Caranya dengan mendorong acara pelantikan pada tanggal 20 Oktober baru dimulai pukul 19.00 WIB, kemudian dimolor-molor sampai pukul 23.59 WIB.

Jika belum terjadi pelantikan sampai pukul 23.59 WIB, maka akan terjadi kekosongan pemimpin di Indonesia,”jelas Thamrin dalam konferensi pers tersebut.

Dalam kondisi seperti itu, lanjutnya, SBY  dapat mengeluarkan dekrit dengan mangatakan bahwa negara dalam keadaan darurat karena tidak adanya Presiden dan Wakil Presiden. Dengan demikian SBY dapat memperpanjang masa jabatannya.

“Inilah manuver buruk SBY yang kemungkinan besar didukung oleh KMP,”katanya.

Thamrin mengingatkan rakyat Indonesia agar hati-hati dengan manuver SBY. Manurutnya, SBY susah dipercaya  dan telah melakukan pembohongan.

Dia mencontohkan bagaimana kebohongan SBY ini terungkap dalam proses pengesahan UU Pilkada dan pemilihan pimpinan DPR dan MPR.

Jika skenario buruk SBY terjadi, maka hal dapat dilakukan adalah meyakinkan publik bahwa Jokowi-JK sudah sah menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI sejak ada keputusan KPU.

Menurutnya, keputusan KPU nomor 535/KPTS/KPU/2014 telah memberikan legitimasi kepada Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.

“Keputusan KPU merupakan syarat hakiki atau yang dibutuhkan sebagai legitimasi bahwa Jokowi-JK sudah layak menjadi Presiden dan Wapres. Sedangkan pelantikan hanya acara seremonial yang dapat dikategorikan sebagai syarat yang mencukupi untuk memastikan Jokowi-JK sebagai pemimpin bangsa Indonesia,”jelasnya.

Thamrin mengharapkan Jokowi-JK jangan terlalu cemas dengan manuver KMP dan SBY karena Jokowi-JK memiliki tiga teman yang pasti akan selalu mendukungnya dan pengaruhnya sangat besar.

“Pertama, Mahkamah Konstitusi yang sangat obyektif dan setia pada Pancasila dan UUD 1945 dalam mengambili keputusanya. Kedua, KPK yang selama ini getol memberantas korupsi di parlemen dan eksekutif. Ketiga adalah rakyat yang pasti tidak tinggal diam jika ada menjegal pelantikan dan program-program pro-rakyat  Jokowi-JK,”bebernya.

-----

Jelas sudah sekarang, bahwa desas desus penjegalan pelantikan Jokowi justru datang dari kubu Jokowi yang sangat ketakutan kalau-kalau Jokowi tak dilantik.

Tentu Thamrin punya motif khusus yang kuat untuk menuding KMP dan SBY sebagai pihak yang berkepentingan menjegal pelantikan SBY.

Permasalahannya, apakah pernyataan Thamrin ini didukung teori yang sudah teruji dan terbantahkan dan didukung data penunjang yang valid, atau hanya sekedar lemparan bola panas untuk menghasut rakyat?

Berbagai pihak di DPR dan MPR sudah menjamin tak akan ada upaya penggagalan pelantikan Jokowi.

Bahkan, ketakutan bahwa pelantikan akan dilakukan malam hari seperti yang dinyatakan Thamrin, tak beralasan karena tak didukung bukti yang kuat.

Jika semua tudingan Thamrin tersebut tak didasari fakta, maka pernyataan Thamrin tak cuma bisa dikategorikan sebagai fitnah dan upaya provokasi agar rakyat membenci KMP, namun bisa dikategorikan sebagai upaya menciptakan ketakutan publik.

Sekedar mengingatkan, Thamrin yang dikenal sebagai pencari sensasi.

Bahkan, Wasekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan motif kicauan Thamrin ketika mencalonkan Jokowi - Puan Maharani sebagai Capres - Cawapres 2014-2019.

Pasalnya, ketika itu PDI P masih tetap pada keputusan awal untuk menunggu hasil Pemilu Legislatif 2014.

“Pihak-pihak tertentu yang berbicara, tentu harus ditanya apa motifnya,” kata Hasto.

Terkait dengan sikap Thamrin yang tidak mau mengklarifikasi kicauannya tersebut, Hasto pun menduga Thamrin punya skenario politik. Karenanya, Hasto mengaku bahwa pihaknya akan mulai waspada.

“Curiga Bung Thamrin punya skenario politik tertentu, dan skenario itu tentu dia saja yang tahu, tetapi partai harus tetap mewaspadainya,” kata Hasto ketika itu. (fs)

sumber : http://www.pkspiyungan.org/2014/10/fitnah-kmp-dan-sby-orang-ini-sebarkan.html

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun