Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby Pilihan

Kumpulan Cerita Rakyat Korea

18 Juli 2021   09:00 Diperbarui: 18 Juli 2021   09:17 1210 1
Kumpulan Cerita Rakyat Korea
(Diceritakan Kembali oleh Nurul Hanafi)

Di suatu Desa, ada seorang pemuda yang hidup secara bersahaja dengan Anak Istri serta Bapaknya. Si pemuda tersebut bukan hanya menyayangi Anak-Istrinya, tapi juga sangat menghormati ayahnya. Bisa dikatakan bila dia adalah Pemuda yang sangat melindungi keluarganya dan juga berbakti kepada orang tuanya.

Namun di suatu waktu, Ayah si pemuda sakit keras. Tidak jelas sakitnya apa. Berbagai upaya dilakukan untuk menyembuhkannya. Mulai dari memanggil banyak tabib sampai dengan meramu banyak obat. Namun orang tua si Pemuda tidak kunjung sembuh.
Putus asa karena semua upaya tidak membawa hasil, akhirnya si Pemuda hanya bisa pasrah. Menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

Suatu waktu si Pemuda tersebut duduk-dudk di depan rumahnya. Mukanya murung dan tubuh lemas karena memikirkan kondisi Bapaknya yang tidak kunjung sembuh. Ketika duduk di depan rumah itu, lewatlah seorang Biksu. Karena Biksu tersebut terlihat sangat kelaparan, si Pemuda pun menawarkan makan. Meski si Pemuda sedang kesulitan.

Ketika duduk berdua dengan sang Biksu, si Pemuda tidak bisa menyembunyikan kesedihannya sehingga memancing sang Biksu untuk bertanya. Meski berupaya untuk menyembunyikan kondisi yang sedang dialaminya, akhirnya si Pemuda tersebut menceritakan ihwal kondisinya. Tentang penyakit Bapak nya dan detail kondisi sakit yang dialami Bapaknya.

Biksu terlihat kaget dan tercenung mendengar detail penyakit yang diceritakan si Pemuda. Sang Biksu terlihat mau berkomentar dan memberi solusi, tapi ditahan. Seperti tidak kuasa untuk berkomentar.  

Rupanya roman sang Biksu terbaca oleh si Pemuda. Maka si Pemuda pun meminta sang Biksu mengeluarkan pendapatanya. Namun sang Biksu tidak mau memberikan solusi yang diminta. Sampai pada akhirnya sang Biksu berkomentar karena si Pemuda terus memaksanya untuk memberikan pendapat.

Biksu itu pun mengatakan bahwa dia sebetulnya mempunyai solusi untuk kesembuhan orang tua pemuda tersebut. Namun hal itu akan sangat berat dilaksanakan si Pemuda. Karenanya dia berat untuk mengatakan. Solusinya adalah bahwa Pemuda tersebut mesti menyembelih anaknya dan membuatnya menjadi bahan sop. Sop itulah yang nanti diminumkan ke Bapak sebagai obat.

Tentu saja si Pemuda tersebut kaget bukan alang kepalang. Untuk kesembuhan Bapak nya yang dia hormati, dia mesti menyembelih anaknya yang dia cintai. Ketika solusi dari si Biksu tersebut dia sampaikan ke Istrinya, Istrinya tersebut juga kaget dan bingung. Namun akhirnya setelah menimbang cukup lama dan mendalam, suami istri ini pun merelakan anaknya untuk disembelih demi kesembuhan orang tuanya. Meski dengan sangat berat hati.

Pada malam yang udah ditentukan, suami istri ini pun menyembelih anaknya. Dari jasad anaknya, mereka membuat soup sebagai obat untuk Bapak nya. Seperti yang disampaikan si Biksu, esoknya Bapak si Pemuda tersebut sembuh seperti sedia kala. Tidak kurang apapun.

Pastinya si Pemuda dan Istrinya gembira dengan perkembangan tersebut. Pengorbanan mereka menyembelih anaknya tidak sia-sia. Mereka menyambut kesembuhan Bapak nya sambil menyembunyikan kesedihan yang sangat mendalam karena kehilangan anaknya.

Namun ketika bergembira menyambut kesembuhan Bapaknya, tiba-tiba datanglah anaknya yang kemarin dia sembelih. Kepada Ibu Bapak nya, si Anak minta maaf karena malam tadi tidak pulang. Karena hujan, guru nya tidak mengizinkan dia pulang sehingga dia menginap di tempat gurunya.

Si Pemuda dan Istrinya kaget dengan cerita si anak. Karena sangat jelas bila malam tadi mereka sudah menyembelih anaknya dan menguburkan jasadnya. Penasaran, si Pemuda tersebut kemudian mendatangi guru anaknya. Guru anak nya pun bercerita hal yang sama. Dia memang menahan murid nya tersebut untuk menginap di rumah karena hujan.

Masih diliputi kebingungan, Pemuda tersebut kemudian tertidur. Di dalam tidurnya, si Pemuda didatangi Biksu yang menyarankan si Pemuda untuk menyembelih anaknya. Kepada si Pemuda, Biksu mengatakan bahwa anak yang mengaku sebagai anaknya, dia memang betul-betul anaknya. Pada malam si Pemuda tersebut mau menyembelih anaknya, dia sudah mengganti si Anak dengan Ginseng berumur ribuan tahun. Biksu tersebut menyuruh si Pemuda untuk menggali tempat dia mengubur anaknya.

Esoknya si Pemuda tersebut pun menggali kembali gundukan tanah tempat dia mengubur anaknya. Ternyata seperti yang disampaikan si Biksu dalam mimpinya, di kuburan tersebut tidak ada jasad anaknya. Yang ada adalah bekas potongan Ginseng yang dijadikan obat. Berdasarkan cerita inilah kemudian orang Korea sangat menghargai Ginseng.

Diluar cerita tentang Ginseng yang bagi masyarakat Korea sangat mujarab menjadi obat, bila kita membaca hikayat diatas pastinya kita akan teringat hikayat Nabi Ibrahim. Penghulu Agama samawi yang bersama Istrinya berketetapan hati untuk menyembelih anaknya yang terkasih, Ismail, demi mematuhi perintah Tuhan. Namun ternyata ketika akan disembelih, Tuhan mengganti sang anak dengan kambing. Hikayat suci inilah yang kemudian diperingati oleh orang Islam sampai sekarang di setiap hari raya Idul Adha.

Hanya saja berbeda dengan hikayat Nabi Ibrahim yang mengingatkan masyarakat beragama untuk tidak mempunyai cinta berlebih selain kepada Tuhan, hikayat Pemuda Korea diatas ingin menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua dalam kehidupan. Berdasar cerita diatas kita tidak hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa Ginseng sebagai tradisi pengobatan tertua dalam masyarakat Korea, tapi juga pentingnya berbakti kepada orang tua dalam kehidupan masyarakat Korea.

Mungkin karena pentingnya orang tua itulah maka seperti orang juga orang Indonesia, orang Korea menganut sistem "extended family" bukan "nuclear family". Bahwa yang akan berpengaruh kepada kehidupan setiap orang adalah "extended family" keluarga besar, bukan "nuclear family" atau keluarga inti. Orang tidak bisa mengambil keputusan semaunya. Ada orang lain yang mesti dia pertimbangkan ketika mengambil keputusan.  

Bila kita melihat tayangan televisi sebagai produk budaya, bukan hanya produk komersil, maka kita akan melihat hal serupa pada Drama Korea yang ditayangkan TV Korea. Drama Korea berjudul "Something in The Rain" misalnya. Dalam Drama yang ditayangkan, JTBC, "Joongang Tongyang Broadcasting Company" disebutkan tentang Jin-Ah dan Joon-Hee yang mempunyai empat halangan besar untuk melanjutkan hubungan mereka. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun