Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Kerikil

19 Oktober 2020   00:18 Diperbarui: 19 Oktober 2020   00:58 50 10
Kenapa dan kenapa
Kata itu berputar mengitari kepalaku
Menghentikan langkah kecilku
Saat membesarkan dunia

Aku tertunduk
Meneliti remah tanah dan ribuan kerikil
Yang remeh namun menusuk hati

Terapung bersama kekinian
Hidup dalam kematian
Menunggu dan menikmati kekosongan

Akankah ku terus menunduk?
Ya
Kepalaku kan terus menuju ke bawah
Meninggalkan kerikil tajam dan pasir basah
Menjauhi daratan dan pulau serta hutan
Lalu mengawang di atas awan kesucian
Dan menetap di istana langit
Bersama dewa pelangi
Dan dewi gerimis

Di sanalah aku tetap menunduk

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun